Aksi Buruh Dukung Capres Tak Berpengalaman?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai aksi buruh menjelang Pilpres 2019 bertendensi tidak murni lagi memperjuangkan tuntutannya.
Menurut Ari, kesan itu bahkan telah muncul sejak Pilpres 2014 dan Pilkada DKI 2017 lalu.
Aksi buruh terkesan hanya dijadikan alat oleh elite buruh untuk menaikkan posisi tawar pribadi demi jabatan tertentu.
"Muncul kesan buruh hanya dijadikan komoditas oleh pucuk pimpinan buruh. Terutama jelang Pilpres 2019, kesan itu kembali menguat," ujar Ari kepada JPNN, Selasa (1/5).
Pengajar di Universitas Indonesia ini menyatakan para buruh sudah waktunya sadar hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi para elite yang ada.
"Sangat jelas, kepentingan buruh hanya dijadikan kamuflase untuk menaikkan posisi tawar para elite pimpinan buruh. Masa ada aksi buruh mendukung capres yang tidak berpengalaman? Ini kan seperti ketoprak,” ucapnya.
Ari juga mempertanyakan, sikap kelompok buruh tertentu yang rencananya mendeklarasikan dukungan pada Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2019.(gir/jpnn)
Aksi buruh terkesan hanya dijadikan alat oleh elite buruh untuk menaikkan posisi tawar pribadi demi jabatan tertentu.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Lelaki Tampon
- FPUIB Ajak Masyarakat Menjaga Persatuan pada Pelantikan Presiden-Wapres Terpilih
- Bicara di MK, Anies Blak-blakan Sebut Pilpres 2024 Tidak Jujur dan Adil
- Politikus NasDem Dorong Anies Maju Lagi di Pilkada Jakarta, Mau Enggak, ya?
- Kepentingan Umum
- Gibran Keluar Lebih Dulu dari Rumah di Kertanegara, Lalu Prabowo, Tak Ada Omongan