Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap
Di tahun 1975, dia memimpin sebuah tim perawat terbang ke Vietnam untuk menyelamatkan 80 bayi dan anak-anak yatim piatu karena perang dan dibawa ke Australia untuk diasuh oleh orang tua angkat.
Dia sendiri tidak pernah punya anak, dan menikah di tahun 1977 di usia 61 tahun.
Sebelum meninggal di tahun 2000, Vivian sempat kembali ke Pulau Bangka untuk meresmikan tempat untuk menghormati para perawat yang menjadi korban.
Australian War Memorial di Canberra berencana membuat patung Vivian untuk mengenangnya, sekaligus yang pertama mengakuinya sebagai pahlawan perang perempuan.
Tapi Vivian tidak pernah menginginkan pengakuan untuk dirinya sendiri, apa yang ia inginkan sebelumnya adalah kebenara yang harus disampaikan.
Mungkin warisan yang sebenarnya dari dirinya adalah kesediaan untuk menghadapi kebenaran yang pahit dari kekejaman perang yang tak bisa dihindarkan.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian tentara Jepang di Pulau Bangka
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata