Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap

Kemudian ia menggelengkan kepalanya sambil menatap kamera.
"Dan kami semua tampaknya menerima takdir akan dibunuh."
Di tahun 2017, saat peringatan 75 tahun pembantaian tersebut, penulis dan jurnalis televisi Tess Lawrence menerbitkan artikel mengenai apa yang disampaikan Vivian dalam percakapan mereka beberapa tahun sebelumnya.
Dikatakan jika hampir semua perawat "diperkosa" sebelum ditembak mati.
Vivian ingin memberikan keterangan tersebut dalam persidangan kejahatan perang di tahun 1946, namun dilarang oleh pemerintah Australia.
"Ia tersiksa dengan rahasia-rahasia itu", tulis Tess, "rasa keadilan tercoreng dengan malah menguncinya."
"Saya merasa sangat kecewa membaca hal tersebut," tulis Georgina, ibu dari dua orang anak perempuan
"Karena apa yang terjadi di dunia saat ini, saat perempuan-perempuan buka suara soal hal-hal seperti ini, saya tidak bisa berpaling dari masalah ini."
Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian tentara Jepang di Pulau Bangka
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Nelayan Terjatuh & Hilang di Perairan Karangbubu Bangka, Tim SAR Bergerak Melakukan Pencarian
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'