Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap

Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap
Suster Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian yang dilakukan tentara Jepang di Pulau Bangka di tahun 1942. (Foto: Australian War Memorial)

"Vivian Bullwinkel berusaha menyampaikan kebenaran dan malah disensor, sebuah kejahatan perang telah disensor."

Tidak menjelaskan pemerkosaan di sidang

Seorang sejarawan militer terkemuka Lynette Silver bekerja sama dengan Georgina mencari bukti-bukti tambahan mengenai apa yang terjadi dengan para perawat tersebut.

Lynette akhirnya bisa menemukan saksi kunci, seseorang yang mendengar cerita Vivian soal pemerkosaan yang terjadi.

Pensiunan mayor Angkatan Darat Australia, Patricia Hincks, menceritakan pertemuan singkat dengan Vivian di tahun 1991 di Barak Leeuwin, Fremantle.

Patricia mengatakan ia merasa terhormat untuk bertemu dengan pahlawan perang tersebut, tetapi ketika dia menanyakan tentang buku biografinya yang akan diterbitkan, Vivian malah jadi cemas dan kesal.

"Dia bilang dia sedang berselisih dengan penerbitnya, karena dia tidak ingin mempublikasikan seluruh kebenaran tentang pembantaian itu, atas dasar akan membuat marah keluarga kerabat perawat yang terbunuh," katanya.

Vivian mengacu pada penulis biografinya, seorang pensiunan petugas humas tentara, bernama Norman Manners, yang menerbitkan sendiri kisah hidup Vivian melalui sebuah penerbit kecil di Perth.

Patricia yang sekarang sudah pensiun bertanya kepada Vivian, "jadi, apa yang sebenarnya terjadi?"

Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian tentara Jepang di Pulau Bangka

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News