Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap
Atasan menjelaskan, "dia diperkosa oleh Jepang di Bangka."
"Tentu saja saya tidak tahu dan saya berasumsi [berkas itu dikunci di brankas karena] Vivian jadi punya masalah kesehatan," kata Barbara, yang dalam beberapa bulan sejak itu memberikan bantuan penting dalam pencarian arsip Vivian.
Apa yang akhirnya ditemukan Lynette dan Barbara di arsip yang tersisa mengungkapkan bahwa tiga bulan setelah penyerangan, Vivian jadi punya gejala yang konsisten dengan sifilis sekunder, dan selama delapan bulan setelah pemerkosaan, dia tidak mengalami menstruasi.
Sebuah dokumen tertanggal 16 September 1945, bertanda "catatan klinis, Sister Bullwinkel, V, usia 29", dimulai dengan diagnosis dari seorang perempuan yang ditahan bertahun-tahun.
1. Kelemahan ringan (otot mengendur)
2. B.W. (luka tembak) dinding perut
3. Kudis
Riwayat medis empat halaman tersebut disebutkan kepada dokter oleh Vivian sendiri, dengan mengandalkan buku harian terperinci yang dia simpan selama dalam penahanan.
Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian tentara Jepang di Pulau Bangka
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata