Aksi Keji Tentara Jepang di Pulau Bangka Saat Perang Dunia II Akhirnya Terungkap

Atasan menjelaskan, "dia diperkosa oleh Jepang di Bangka."
"Tentu saja saya tidak tahu dan saya berasumsi [berkas itu dikunci di brankas karena] Vivian jadi punya masalah kesehatan," kata Barbara, yang dalam beberapa bulan sejak itu memberikan bantuan penting dalam pencarian arsip Vivian.
Apa yang akhirnya ditemukan Lynette dan Barbara di arsip yang tersisa mengungkapkan bahwa tiga bulan setelah penyerangan, Vivian jadi punya gejala yang konsisten dengan sifilis sekunder, dan selama delapan bulan setelah pemerkosaan, dia tidak mengalami menstruasi.
Sebuah dokumen tertanggal 16 September 1945, bertanda "catatan klinis, Sister Bullwinkel, V, usia 29", dimulai dengan diagnosis dari seorang perempuan yang ditahan bertahun-tahun.
1. Kelemahan ringan (otot mengendur)
2. B.W. (luka tembak) dinding perut
3. Kudis
Riwayat medis empat halaman tersebut disebutkan kepada dokter oleh Vivian sendiri, dengan mengandalkan buku harian terperinci yang dia simpan selama dalam penahanan.
Vivian Bullwinkel adalah satu-satunya yang selamat dari pembantaian tentara Jepang di Pulau Bangka
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya