Aksi Mahasiswa di Samarinda: Selamatkan Demokrasi & Lawan Politik Dinasti
“Hari ini berbanding terbalik kita sudah merasakan demokrasi, tetapi kita belum menikmati tumbuhnya demokrasi di Indonesia dengan adanya fenomena putuan MK tentang batas umur capres dan cawapres,” kata dia.
Dalam aksi itu juga ada keterwakilan pemuda dari Forum Milenial Nusantara meneriakan dengan lentang dalam orasinya terkait keterwakilan pemuda di kontestasi Pemilu 2024 yaitu Gibran Rakabuming Raka yang bukan representasi anak muda
Gibran disebut sebagai utusan dari Presiden Jokowi serta memakai cara-cara yang mengecewakan pemuda, dan bagaimana kekuasaan kehakiman diperas untuk membenarkan keinginan politik.
Apalagi jika melihat posisi MK sebagai penegak hukum di Pemilu 2024 kondisi ini terbilang sangat mengkhawatirkan.
Dalam aksi tersebut juga turut disampaikan sejumlah tuntuan dari para peserta aksi, yakni:
1. Menolak dengan tegas putusan Mahkamah Konstitutsi Nomor 90/PUU-XXI/2023 karena telah menggangu rasionalitas publik; inskonsisten secara prinsipil pada putusan-putusan sebelumnya; dan cenderung kental dengan konflik kepentingan keluarga presiden Jokowi.
2. Melawan politik dinasti yang hadir karena pembajakan konstitusi kemarin akan membunuh harapan jutaan pemuda dan anak-anak Indonesia yang bermimpi akan cerahnya masa depan. Politik dinasti adalah ancaman bagi setiap anak-anak miskin yang bermimpi menjadi pemimpin. (cuy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Aksi penolakan terhadap praktik dinasti politik pasca-putusan MK masih terus berlanjut.
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan
- Mahasiswa Minta Pemerintah Tegas Tindak Oknum Nakal Sesuai Putusan MK 136/2024
- Flyer Gugat Dana Kampanye Rano Karno Disabotase, Aksi Mahasiswa Batal
- Putusan MK: Pejabat Daerah dan Anggota TNI/Polri Tak Netral Bisa Dipidana
- Ribuan Mahasiswa Beri Dukungan kepada Ahmad Ali, Begini Alasannya
- Hasto Akan Raih Gelar Doktor Lagi, Disertasinya soal Ketahanan PDIP Pascaputusan MK Untungkan Gibran bin Jokowi
- Bahas Soal Dinasti Politik, Pramono Anung: Saya dan Dhito Dipaksa Maju