Aksi Pangkas Suku Bunga Kendalikan Rupiah
Jumat, 31 Oktober 2008 – 09:48 WIB
''Penurunan bunga The Fed kuat pengaruhnya, termasuk kepada Indonesia,'' tutur Chief Economist Bank BNI Tony Prasentiantono di Jakarta kemarin. Kini spread bunga The Fed dan BI rate kian lebar (9,5 persen berbanding 1 persen). Dengan begitu, ada potensi hot money dari luar negeri mengalir untuk memburu untung bunga di tanah air.
Baca Juga:
Aksi pangkas Fed Fund Rate sebesar 50 basis poin menjadi 1 persen bakal diikuti negara-negara lain. Bank Sentral Jepang hari ini mengadakan rapat terkait besaran suku bunga. Saat ini suku bunga Negara Matahari Terbit itu bertengger di 0,5 persen. Pasar berekspektasi otoritas moneter di Jepang mengoreksi suku bunganya 25 basis poin menjadi 0,25 persen.
Sedangkan Bank Indonesia (BI) baru menggelar rapat dewan gubernur untuk menentukan BI rate pekan depan. Namun, sejumlah kalangan memperkirakan bahwa otoritas moneter itu tetap mempertahankan BI rate di posisi 9,5 persen.
Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kadin Indonesia Bambang Soesatyo berpendapat, BI sebaiknya menanggalkan dulu strategi bunga tinggi sebagai alat pancing hot money. Dia beranggapan, sebelum konsolidasi sektor keuangan serta sistem perbankan di AS dan Eropa rampung, strategi itu tidak efektif.
JAKARTA - Kebijakan bank sentral global memangkas suku bunga terbukti cukup ampuh mengembalikan kepercayaan pasar. Hampir semua pasar modal dunia
BERITA TERKAIT
- Grab Berkolaborasi dengan TikTok Hadirkan Program Seru di Jakarta
- Waspada Efek Luar Biasa dari Kenaikan PPN 12 Persen
- 53 UMKM akan Hadir di Pertamina Eco RunFest 2024, Ada Pilihan yang Sangat Menarik!
- Ekonom CORE: PPN 12 Persen Semestinya Ditunda
- SCG Dorong Green Growth, Integrasi Pertumbuhan Ekonomi dan Keberlanjutan Lingkungan
- Kanwil Bea Cukai Jatim II Dorong UMKM untuk Berkontribusi dalam Rantai Pasok Global