Aksi Teror Marak, Masjid Juga Perlu Dijaga
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan menilai, aparat keamanan perlu menjaga masjid-masjid selama bulan puasa.
Pasalnya, aksi teror bisa terjadi di mana saja, karena tujuan utamanya menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.
"Iya, saya kira perlu, agar masyarakat dapat melaksanakan salat tarawih dengan khusyuk. Mereka (teroris) kan mengancam semua orang," ujar Edi kepada JPNN.com, Kamis (17/5) malam.
Mantan komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini mencontohkan saat sejumlah teroris berusaha menyerang Mapolda Riau, Rabu (16/5) pagi. Seorang anggota kepolisian menjadi korban.
Anggota Polantas Polda Riau bernama Ipda Auzar meninggal setelah ditabrak mobil Toyota Avanza BM 1192 RQ yang digunakan terduga teroris.
"Almarhum itu seorang imam, seorang guru mengaji. Saya kebetulan kenal baik. Dia selalu keliling masjid. Luar biasa yang dia lakukan selama ini dan dia menjadi korban. Ini kan sama sekali tidak bisa diduga," ucapnya.
Edi juga menyatakan optimismenya, aksi-aksi terorisme dapat ditumpas dalam waktu dekat. Apalagi aparat kepolisian sebagaimana perintah Presiden Joko Widodo dibantu oleh TNI.
"Saya kira undang-undang memperbolehkan itu ya, TNI membantu Polri. TNI punya kewajiban memmbantu dalam hal menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat ketika diminta oleh Polri, tapi ingat, polisi tetap terdepan. Dia bagian dari penegakan hukum," pungkas Edi.(gir/jpnn)
Pasalnya, aksi teror bisa terjadi di mana saja, karena tujuan utamanya menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Heboh, Surat Kaleng Ancaman Bom Beredar di Kampus Unpar Bandung
- Ditahan di Rutan, Ammar Zoni Sibuk Main Basket dan Jadi Humas Masjid
- Pramono Janji Bakal Menyediakan WiFi Gratis untuk Setiap Masjid di Jakarta
- Kacau, Kantor Media di Papua Dilempar Molotov, Komnas HAM Ambil Sikap Begini
- Hadiri Masjid Award, Khofifah: Penting untuk Memakmurkan Masjid dan Jemaahnya
- Gelap Cahaya