Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi

Membaca dan Kenali Warna dengan Mata Tertutup

Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi
OTAK TENGAH AKTIF: Ilyas (kiri), 9 tahun, sedang mendemonstrasikan kemampuannya memilah kartu berwarna dengan mata ditutup kain hitam. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos
"Wah, sulapan ini, pasti rekayasa," kata Sugeng, salah seorang penonton dengan nada mencibir. Sore itu (8/5) Ilyas dan lima temannya memamerkan kemampuan otak tengahnya di Gerai IT, Taman Pintar, Jogjakarta. Mereka adalah alumni aktivasi otak tengah yang dihelat Anak Jenius Indonesia (AJI) Jogjakarta. Karena lokasi demo di tengah-tengah food court Taman Pintar, tak pelak demo itu menarik perhatian banyak orang.

Para trainer AJI yang mendampingi Ilyas dkk hanya tersenyum mendengar komentar Sugeng. Mereka lantas mencopot kain hitam yang dikenakan Ilyas. "Silakan Mas, dicoba sendiri saja," ujar Nurhidayanto, direktur AJI Jogjakarta, dengan kalem.

Sugeng memasang sendiri kain hitam itu di matanya. Lalu, dengan meraba-raba, tangannya berusaha meraih bola-bola yang terserak secara acak. Dapat bola warna merah muda (pink). "Nah, sekarang dimasukkan toples," kata Nurhid, panggilan Nurhidayanto.

Tampak percaya diri, Sugeng memasukkan bola itu ke toples. Tapi salah, bola pink dimasukkan ke toples hijau. "Huuu, salah," sorak penonton, lalu tertawa. Sugeng tak peduli. Dia meraba-raba lagi. Kali ini dia mendapat bola hijau. Tapi, bola itu dimasukkan ke di toples warna biru. "Salah lagi," sorak penonton.

ADA metode pendidikan yang kini diperkenalkan kepada masyarakat. Yakni, pelatihan untuk "membangunkan" otak tengah. Metode itu masuk ke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News