Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi
Membaca dan Kenali Warna dengan Mata Tertutup
Senin, 17 Mei 2010 – 07:17 WIB
Akhirnya, pemuda itu menyerah. Dia melepas kain hitam di matanya sambil cengengesan. "Peteng tenan Mas, ora ngapusi (Gelap benar Mas, tidak bohong)," katanya kepada Jawa Pos (JPNN grup). Saat dicek, kain itu memang kain asli dan bukan semacam properti sulap yang banyak diperjualbelikan dengan harga Rp 200 ribuan.
Ilyas tak hanya pamer kemampuan memilah bola. Saat Nurhid menulis kata-kata "Aku Cerdas" di whiteboard, Ilyas fasih membaca dengan mata tertutup. Dia juga bisa mewarnai gambar di buku dengan pas tanpa melihat.
Masih dengan mata tertutup, siswa SD Negeri Gunturan, Bantul, DIJ, itu bisa menemukan ibunya, Siti Nur Awallu, yang berdiri di kerumunan penonton yang memang didominasi ibu-ibu. "Alhamdulillah, sejak mengikuti aktivasi otak tengah kemampuan belajarnya meningkat. Dia (Ilyas, Red) senang sekali belajar sekarang," kata Siti.
Anaknya itu, menurut Siti, ada perubahan signifikan di rumah maupun di sekolah. "Dia menjadi lebih kalem, tidak gampang marah, dan manut sama wong tuwa (patuh kepada orang tua)," tutur istri M. Yahya itu.
ADA metode pendidikan yang kini diperkenalkan kepada masyarakat. Yakni, pelatihan untuk "membangunkan" otak tengah. Metode itu masuk ke
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408