Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi
Membaca dan Kenali Warna dengan Mata Tertutup
Senin, 17 Mei 2010 – 07:17 WIB

OTAK TENGAH AKTIF: Ilyas (kiri), 9 tahun, sedang mendemonstrasikan kemampuannya memilah kartu berwarna dengan mata ditutup kain hitam. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos
Aktivasi dilakukan setiap Sabtu-Minggu, saat anak-anak libur sekolah. Tiap sesi berlangsung enam jam. "Ada delapan trainer. Dua trainer utama, yang enam co-trainer bertugas mengawasi anak-anak," ujar ayah satu putri tersebut.
Trainer yang boleh membimbing harus punya sertifikasi dari tim AJI pusat yang berkantor di Kemayoran, Jakarta. "Secara rutin, kami ke Jakarta untuk berkoordinasi," katanya.
Selain Jogja, AJI tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Mulai Aceh, Padang, Bekasi, Palembang, Purwokerto, Semarang, Kupang, Pontianak, Banjarmasin, hingga Makassar.
Metode yang digunakan adalah kombinasi suara gelombang alfa, visualisasi, dan neuro linguistic program (NLP). "Memang agak rumit menerangkannya. Gampangnya, anak-anak diajak bersenang-senang, mendengar musik, bermain, dan melihat gambar," tuturnya.
ADA metode pendidikan yang kini diperkenalkan kepada masyarakat. Yakni, pelatihan untuk "membangunkan" otak tengah. Metode itu masuk ke
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu