Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi

Membaca dan Kenali Warna dengan Mata Tertutup

Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi
OTAK TENGAH AKTIF: Ilyas (kiri), 9 tahun, sedang mendemonstrasikan kemampuannya memilah kartu berwarna dengan mata ditutup kain hitam. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos
Otak tengah yang teraktivasi memancarkan gelombang mirip radar. Hal itu membuat pemiliknya mampu melihat benda dalam keadaan mata tertutup. Pada dasarnya, gelombang itu terletak di bawah hidung. Hanya mampu mendeteksi benda yang terletak sedikit di bawah hidung. "Itulah mengapa Dik Ilyas dan teman-teman yang lain seakan-akan membaui bola," ujarnya.

Dengan latihan yang teratur dapat membuat sang anak menjadi lebih kuat dan mampu "melihat" benda yang terletak lebih tinggi. Bahkan, ada beberapa anak yang dapat mendeteksi hingga 360 derajat. "Itu berarti bisa melihat benda atau seseorang di belakangnya," katanya.

Agar lebih afdol, alumni pelatihan disarankan sering-sering mempraktikkan ilmunya. "Kami punya sesi parenting khusus untuk orang tua yang anaknya sudah mengikuti pelatihan. Kami beri tips agar kemampuan otak tengahnya tidak hilang atau tidur lagi," tutur ayah empat anak (tiga putri, satu putra) itu.

Secara umum, ada tiga manfaat dari training otak tengah. Yakni, meningkatkan kemampuan afeksi, motorik, dan kognisi. "Untuk afeksi, misalnya, lebih santun dengan orang tua, dengan saudara kandung lebih ngemong, tidak mudah merengek atau merajuk," kata Setiya.

ADA metode pendidikan yang kini diperkenalkan kepada masyarakat. Yakni, pelatihan untuk "membangunkan" otak tengah. Metode itu masuk ke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News