Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi

Membaca dan Kenali Warna dengan Mata Tertutup

Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi
OTAK TENGAH AKTIF: Ilyas (kiri), 9 tahun, sedang mendemonstrasikan kemampuannya memilah kartu berwarna dengan mata ditutup kain hitam. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos
Peningkatan kemampuan motorik, seperti didemonstrasikan Ilyas dan kawan-kawan, ditandai dengan semua indera akan menjadi lebih perasa. "Anak menjadi lebih lincah, refleksnya meningkat," katanya.

Dari sisi kognisi biasanya ditandai dengan peningkatan prestasi di sekolah. "Kami punya tim yang memantau mereka. Kami juga berkomunikasi dengan gurunya dan mendapat laporan bahwa nilai dan respons mereka di kelas meningkat," ungkapnya.

Apalakah pelatihan tersebut tidak berbahaya secara medis" Dr Arfan Mappalillu SpS, ahli ilmu neurologi, mengatakan tidak ada efek samping apa pun dari pelatihan itu. "Memang syaratnya anak harus tidak dalam keadaan tertekan," katanya saat diwawancarai Jawa Pos di Jakarta.

Dokter saraf yang bertugas di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, itu menjelaskan, secara medis otak tengah benar-benar ada. "Otak tengah memang menjadi perbincangan kalangan ahli saraf sejak lama. Tapi, metode aktivasinya tergolong baru," tuturnya. 

ADA metode pendidikan yang kini diperkenalkan kepada masyarakat. Yakni, pelatihan untuk "membangunkan" otak tengah. Metode itu masuk ke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News