Aktivasi Otak Tengah, Metode Pendidikan yang Makin Digandrungi
Membaca dan Kenali Warna dengan Mata Tertutup
Senin, 17 Mei 2010 – 07:17 WIB

OTAK TENGAH AKTIF: Ilyas (kiri), 9 tahun, sedang mendemonstrasikan kemampuannya memilah kartu berwarna dengan mata ditutup kain hitam. Foto : Ridlwan/ Jawa Pos
Peningkatan kemampuan motorik, seperti didemonstrasikan Ilyas dan kawan-kawan, ditandai dengan semua indera akan menjadi lebih perasa. "Anak menjadi lebih lincah, refleksnya meningkat," katanya.
Dari sisi kognisi biasanya ditandai dengan peningkatan prestasi di sekolah. "Kami punya tim yang memantau mereka. Kami juga berkomunikasi dengan gurunya dan mendapat laporan bahwa nilai dan respons mereka di kelas meningkat," ungkapnya.
Apalakah pelatihan tersebut tidak berbahaya secara medis" Dr Arfan Mappalillu SpS, ahli ilmu neurologi, mengatakan tidak ada efek samping apa pun dari pelatihan itu. "Memang syaratnya anak harus tidak dalam keadaan tertekan," katanya saat diwawancarai Jawa Pos di Jakarta.
Dokter saraf yang bertugas di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, itu menjelaskan, secara medis otak tengah benar-benar ada. "Otak tengah memang menjadi perbincangan kalangan ahli saraf sejak lama. Tapi, metode aktivasinya tergolong baru," tuturnya.
ADA metode pendidikan yang kini diperkenalkan kepada masyarakat. Yakni, pelatihan untuk "membangunkan" otak tengah. Metode itu masuk ke
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu