Aktivis '98: Semua Tentu Tidak Ingin Watak Kekuasaan Orba Berlaku Lagi

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) 1995-1998 Nezar Patria menyebut semua elemen bangsa tentu tidak menginginkan watak rezim Orde Baru (Orba) kembali berlaku di Indonesia.
Dia mengatakan itu dalam sebuah diskusi berjudul Kesaksian Pelaku Sejarah sebagai rangkaian kegiatan Peringatan 25 Tahun Reformasi yang dilaksanakan Persatuan Nasional Aktivis atau PENA 98 di Jakarta, Selasa (16/5).
"Semua tentu tidak ingin itu terjadi. Terutama, watak kekuasaan seperti Orba, karena ongkosnya sangat mahal," kata Nezar dalam diskusi, Selasa.
Nezar kemudian mengatakan watak Orba ialah rezim yang membungkam suara, merampas tanah, menindas rakyat, memberedel media, sampai mengatur parpol.
"Jadi, jika ada suara kritis, langsung dituduh PKI. Kelar itu. Dituduh PKI kelar. Mati secara politik, pokoknya tidak ada ruang," kata aktivis 1998 itu.
Nezar pun merasa agenda reformasi dari mahasiswa bersama rakyat pada 1998 untuk menumbangkan Orba bisa tetap bertahan.
"Saya kira '98 apa pun orang bilang, '98 berhasil atau tidak berhasil, saya kira itu berhasil. Berhasil tentu saja tidak sempurna, karena watak '98 itu mendobrak," katanya.
Sebab, kata Nezar, agenda reformasi membawa Indonesia menjadi negara demokratis dan menghasilkan pemimpin yang berasal dari rakyat.
Sekjen Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID)1995-1998 Nezar Patria menyebut publik tidak ingin watak kekuasaan Orba berlaku lagi di Indonesia.
- Struktur Lengkap Danantara, Ada Jokowi, Sri Mulyani hingga Pandu Sjahrir
- Reza Indragiri: Sekiranya Kepala Babi Dikirim kepada Jokowi, Apakah Saran Hasan Nasbi Sama?
- Hadiri Acara Buka Puasa, Pramono Janjikan Perbaiki Masjid Raya KH. Hasyim Asy'ari
- Ray Rangkuti: Reformasi dan Reposisi Polri Sangat Urgen
- Ini Respons Komdigi soal Teror Kepala Babi untuk Jurnalis Tempo
- Kesulitan Ekonomi di Era Prabowo Disebut Akibat Kebijakan Ugal-Ugalan Era Jokowi