Aktivis Antijunta Militer Myanmar Dapat Kiriman Parsel, ternyata Isinya..

Kekerasan telah meningkat di Myanmar sejak kudeta militer pada 1 Februari. Ratusan orang dilaporkan terbunuh oleh pasukan keamanan yang mencoba memadamkan protes pro demokrasi di kota-kota dan pedesaan.
Para milisi etnis juga mendukung oposisi terhadap junta, dan pihak militer memerangi kelompok-kelompok milisi etnis itu di pinggiran Myanmar.
Pada Senin (3/5), Tentara Kemerdekaan Kachin, sebuah kelompok pemberontak etnis, mengatakan telah menembak jatuh sebuah helikopter militer saat pertempuran di wilayah perbatasan utara dan timur Myanmar meningkat.
Media lokal juga melaporkan bahwa seorang administrator lokal yang ditunjuk junta ditikam hingga tewas di kota utama Myanmar, Yangon.
Polisi dan militer tidak menanggapi permintaan dari Reuters untuk berkomentar.
Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 766 warga sipil sejak kudeta.
Junta membantah angka tersebut dan mengatakan setidaknya 24 anggota pasukan keamanan kehilangan nyawa selama aksi protes.
Reuters tidak dapat memverifikasi jumlah korban sebenarnya karena pembatasan yang diberlakukan pada media oleh junta. Ada banyak wartawan yang termasuk di antara ribuan orang yang ditahan.
Ledakan terbaru terjadi di sebuah desa di bagian tengah selatan Myanmar di Bago Barat dan terjadi sekitar pukul 17.00 pada Senin (3/5)
- 19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara
- Korban Gempa Myanmar Mencapai Ribuan, Junta Militer Memohon Pertolongan
- Polisi Panggil Aktivis KontraS Seusai Mengeruduk Lokasi Pembahasan RUU TNI
- Anak Pungut
- Profil Hariman Siregar Tokoh Malari, Sosok Pemberani Berjiwa Perlawanan
- Silatnas SMID-PRD jadi Ajang Lepas Kangen Para Aktivis