Aktivis Australia Sebut Filep Karma Bapak Bangsa Papua Barat
Konsisten, menurut akademisi
Sementara itu, dari sudut pandang intelektual peneliti isu Papua di Indonesia Dr Adriana Elisabeth, Filep Karma adalah seseorang yang konsisten.
Menurutnya, Filep terus berpegang pada satu pemikiran, yang semuanya dinyatakan "dengan cara yang tidak provokatif."
"Dia melihat tidak ada harapan ketika Papua berada di Indonesia. Itu selalu kalimat-kalimatnya," kata Dr Adriana.
"Esensinya bahwa tidak ada solusi untuk Papua selama ini kecuali Papua berdiri sendiri."
Dr Adriana memperkuat pernyataannya dengan menuturkan fakta bahwa Filep masih memiliki pandangan yang sama bahkan setelah dipenjara selama 11 tahun.
"Kan mungkin kalau orang dipenjara itu kan diharapkan ada efek jera, ternyata kan beliau tidak, selain juga beliau bilang 'saya tidak merasa bersalah', seperti itu," katanya.
"Jadi artinya ada prinsip yang sangat sulit untuk diubah dari pemahaman beliau tentang kondisi di Papua.
"Dan pernah juga di penjara misalnya dia tidak mau diberikan grasi atau amnesti, karena kalau dia menerima itu dia merasa memang melakukan kesalahan, sementara dia merasa yang dia lakukan itu benar."
Kepergian aktivis kemerdekaan Papua Filep Karma bukanlah hal yang mudah diterima oleh beberapa orang
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?
- 5 Pesakitan Bali Nine Akhirnya Dipulangkan ke Australia
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time