Aktivis HAM Kecam Perang Antinarkoba Ala Duterte
jpnn.com, MANILA - Aktivis HAM Filipina mulai mengendus ada yang tidak beres dalam operasi pemberantasan narkoba yang dilakukan kepolisian setempat. Selain jumlah korban yang mencapai puluhan setiap harinya, ada juga fakta-fakta dilapangan yang sangat mencurigakan.
Wilnor Papa, salah seorang petinggi HAM Filipina di Amnesty International, khawatir aparat sengaja menggunakan razia antinarkoba sebagai alasan untuk membantai para penjahat narkoba.
Pasalnya, polisi selalu beralasan tingginya jumlah korban karena para pengedar dan pengguna narkoba melawan dengan senjata api ketika hendak ditangkap. Dengan kata lain, polisi mengklaim terjadi baku tembak.
Namun, seperti dalam razia besar-besaran di Bulacan dan Metro Manila pekan ini, tidak ada seorang polisi pun yang menjadi korban.
Jangankan tewas, terluka pun tidak ada. Sementara jumlah korban jiwa dari pihak pengedar dan pengguna setidaknya mencapai 57 orang.
Kemarin, Kamis (17/8), Papa menyalahkan Presiden Rodrigo Duterte atas jatuhnya banyak korban jiwa dalam dua razia berdurasi masing-masing 24 jam tersebut.
’’Gara-gara pernyataan presiden, jenis pembunuhan seperti ini bakal terus berlanjut,’’ katanya dalam wawancara dengan Agence France-Presse.
Dia mengacu pada pernyataan Duterte yang akan dengan senang hati menghabisi 3 juta pecandu narkoba di bawah kepemimpinannya.
Aktivis HAM Filipina mulai mengendus ada yang tidak beres dalam operasi pemberantasan narkoba yang dilakukan kepolisian setempat. Selain jumlah korban
- Tentara Israel Tempatkan Kotak Bahan Peledak di Dekat Rumah Sakit Gaza
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Batal Bertemu, PM Malaysia Ungkap Kondisi Kesehatan Prabowo
- Momen Erdogan Walk Out saat Presiden Prabowo Berpidato dalam Forum KTT D-8
- Dokter Asal Arab Saudi Pelaku Serangan yang Menewaskan 2 Orang di Pasar Natal