Aktivis HAM Tiongkok Raih Penghargaan HAM dari Uni Eropa
Jumat, 24 Oktober 2008 – 01:18 WIB
BRUSSEL – Gagal meraih penghargaan Nobel perdamaian bulan ini, tak mengecilkan peran pejuang HAM Tiongkok, Hu Jia, di mata internasional. Kamis (23/10), majelis parlemen Uni Eropa mengganjar aktivitas kemanusiaan yang selama ini diperjuangkannnya dengan Sakharov Prize for Freedom of Thought (penghargaan Sakharov untuk kebebasan pemikiran). Dia dituduh telah “menyebarkan subversi yang menggerus kekuatan negara” tepat setelah memberikan kesaksian di depan majelis parlemen uni Eropa fraksi Hak Asasi Manusia pada 26 november tahun lalu. Washington dan para pendukung HAM lintas Eropa kontan mengecam tindakan penahanan Hu Jia, namun penguasa tuan rumah olimpiade 2008 lalu itu tak bergeming.
Sebuah penghargaan tertinggi untuk yang konsisten memperjuangkan HAM dari Uni Eropa. ’’Hu adalah pembela HAM sejati di Tiongkok,’’ kata presiden parlemen Eropa Hans-Gert Poettering dalam sambutannya. ’’ Dengan penghargaan Sakharov untuk Hu Jia, artinya Uni Eropa mendukung penuh siapapun yang membela HAM di Tiongkok,’’ tambahnya.
Hu Jia adalah salah satu aktivitas terkemuka di Tiongkok. Dia tak ragu berseberangan dengan pemerintah untuk memperjuangkan kebebasan beragama, berpolitik, pemberantasan HIV/Aids dan kegiatan-kegiatan lingkungan. Bahkan, dia juga mendukung referendum untuk kemerdekaan Tibet. Berkat aktivitas “bengal’ itu, Tiongkok meradang. Pria penganut Budha taat itu dihukum penjara tiga setengah tahun di Tiongkok.
Baca Juga:
BRUSSEL – Gagal meraih penghargaan Nobel perdamaian bulan ini, tak mengecilkan peran pejuang HAM Tiongkok, Hu Jia, di mata internasional.
BERITA TERKAIT
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- Rusia Nilai Indonesia Sangat Klop dengan BRICS
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- International Hajj Fund Forum Rumuskan Strategi Inovatif Mengelola Dana Haji
- Pemerintah Thailand Akhirnya Minta Maaf atas Pembantaian Tak Bai