Aktivis HAM Tiongkok Raih Penghargaan HAM dari Uni Eropa

Aktivis HAM Tiongkok Raih Penghargaan HAM dari Uni Eropa
Foto : AFP
Hu Jia terang-terangan menunjukkan konfrontasinya kepada pemerintah saat olimpiade 2008 tengah berlangsung di Beijing. Dia menerbitkan surat terbuka untuk pemerintah Tiongkok berjudul “The Real China and the Olympics” (Tiongkok yang sesungguhnya dan Olimpade). Dia meyerukan agar pelanggaran Ham di negara itu segera di hentikan.

Pada 2007, Hu dan Istrinya, Zeng Jinyan diganjar tahanan rumah setelah membuat film dokumenter tentang pengalaman mereka tinggal dibawah penjagaan ketat personel polisi. Diceritakan, ketika Zeng Jinyan akan bersalin pun pada November 2007, pengawasan ketat polisi tetap tak kendur. Demi menjemput istrinya ke rumah sakit, Hu harus minta izin dulu kepada aparat berwenang itu.

Pada Februari 2008, dia baru secara resmi ditahan dan dituduh dengan menyebarkan “subversi kekuasaan pemerintah dan sistem sosialis”. Sebuah tuduhan untuk yang frontal menentang pemerintah. Tuduhan itu berhubungan dengan lima artikel tulisannya dan beberapa kali wawancara dengan wartawan yang isinya kedap menyudutkan pemerintah.

Tulisan-tulisan itu, menurut harian Xinhua, menyebarkan rumor dendam, pencemaran nama baik dan menghasut. Dia dihukum tiga setengah tahun penjara.

Dikabarkan, Hu kini tengah menderita penyakit liver akibat infeksi hepatitis B. Pihak berwenang penjara telah memberi pengobatan, tetapi keluarganya meyakini bahwa pengobatan itu pastilah tidak memadai. Sementara, keluarganya sendiri tak bisa memberikan perawatan sebab sedang menjalani tahanan rumah, yakni istri dan putrinya.

BRUSSEL – Gagal meraih penghargaan Nobel perdamaian bulan ini, tak mengecilkan peran pejuang HAM Tiongkok, Hu Jia, di mata internasional. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News