Aktivis Ini Minta Agar Anak-Anak & Perempuan Tidak Dilibatkan dalam Situasi Politik

jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Yayasan Sakura Indonesia Al Jamaan Suarni Daeng Caya meminta agar anak-anak dan perempuan rentan tidak dilibatkan dalam situasi politik.
Dia menegaskan agar kekuasaan tidak disalahgunakan terhadap kelompok rentan lainnya.
Menurut Suarni, hal ini penting dilakukan agar anak-anak dan perempuan terhindar dari ancaman radikalisme, terorisme, berita hoaks, serta kekerasan yang dapat memperburuk situasi mereka.
“Atas nama aktivis perempuan dan anak, saya berharap agar Pilkada berjalan aman, lancar, dan bersahabat bagi anak-anak dan perempuan. Jangan melibatkan mereka dalam proses Pilkada, karena hal itu merugikan mereka,” ujar Suarni, Jumat (22/11).
Menurutnya, proses politik saat ini kerap disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu yang ingin merusak keutuhan NKRI melalui tindakan kekerasan terhadap anak-anak dan memanfaatkan kerentanan masyarakat.
Tindakan semacam ini merusak perkembangan anak-anak dan tatanan masyarakat secara umum.
“Hal ini dapat memunculkan kebencian antarindividu. Kita harus menghindarkan anak-anak dari paham radikalisme, terutama di lingkungan sekolah, agar mereka bisa tumbuh dengan baik, mendapatkan hak-haknya, serta perlindungan maksimal dari berbagai pihak,” jelasnya.
Sebagai aktivis perlindungan anak, anti-kekerasan, dan anti-perdagangan orang, Ibu Suarni berharap pemerintah memberikan perhatian serius.
Suarni Daeng Caya, aktivis anak dan perempuan menyoroti banyaknya anak-anak dan kaum hawa rentan dilibatkan dalam situasi politik.
- Gubernur Herman Deru Instruksikan Bawaslu Sumsel Awasi Ketat PSU Pilkada Empat Lawang
- AHY Dinilai Tepat Menunjuk Rezka Oktoberia Jadi Wasekjen Demokrat
- Dugaan Politik Transaksional ke Oknum Penyelenggara Pilkada Papua Bakal Dilaporkan ke KPK
- Menjelang PSU, Calon Bupati Parimo Nizar Rahmatu Dilaporkan ke Bawaslu
- Pantau Langsung PSU Pilkada Siak, Irjen Herry: Kami Kawal Keamanan hingga Tuntas
- TB Hasanuddin Tegaskan Kebebasan Pers Harus Dilindungi, Intimidasi Tak Bisa Ditolerasi