Aktivis Minta Parpol Korup Tidak Ikut Pemilu
Rabu, 07 November 2012 – 17:03 WIB
"Selama mereka berkuasa di Senayan, ternyata juga tidak mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal. Lihat saja, fungsi legislasinya lemah. Terbukti, jumlah UU yang dihasilkan DPR tidak memenuhi target, kualitasnya juga payah, sehingga begitu RUU yang disahkan menjadi UU, banyak yang digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan kalah. "Ini memalukan," ujar Ara.
Baca Juga:
Fungsi pengawasannya juga lemah, sehingga DPR tak bisa diandalkan sebagai lembaga kontrol yang tangguh sebagaimana yang didambakan masyarakat. Demikian juga dalam pelaksanaan fungsi budget, ini malah konyol. Penggunaan hak budget sering digunakan sebagai ajang kongkalingkong untuk menggelembungkan anggaran demi kepentingan pribadi dan partainya.
"Jadi, buat apa parpol-parpol korup yang kini berkuasa di Senayan itu diizinkan ikut pemilu 2014? Mereka tidak bisa menjadi alat perjuangan untuk memakmurkan rakyat. Keberadaan mereka tidak membawa manfaat bagi rakyat banyak. Orientasi mereka hanya cari uang dan kekuasaan atau kedudukan, tidak ada yang lain," kata Ara.
Dia menuturkan, rakyat kecewa terhadap parpol-parpol besar yang korup tersebut, karena sudah dikasih kesempatan berkuasa tapi tidak digunakan secara baik untuk memperbaiki negara. Mereka malah menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingannya sendiri, bukan untuk kepentingan rakyat. Jadi, kesimpulannya, partai-partai besar tersebut tidak layak jadi peserta Pemilu 2014.
JAKARTA - Puluhan aktivis pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Konsultasi Hukum (LBH), Realitas Principle Recht melakukan demo di kantor
BERITA TERKAIT
- Komisi IV DPR Mendukung Langkah Pemerintah Pangkas Alur Distribusi Pupuk Bersubsidi ke Petani
- MK Hapus Presidential Threshold, Gibran Berpeluang Melawan Prabowo di 2029
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP
- Ketua DPP PDIP Said Abdullah Tanggapi Putusan MK Tentang Penghapusan Presidential Threshold
- Kemendes Harus Membatasi Penggunaan Dana Desa untuk Sosialisasi dan Pelatihan
- Kabar Didik Melon yang Berjalan Kaki Jakarta-Boyolali, Dia Sudah di Karawang