Aktivis Muhammadiyah: Politik Identitas Sudah Selesai
"Kita harus berpolitik secara dewasa. Tahun politik ini kita harus kedepankan daya saing dan kualitas. Ini yang jadi tolak ukur," tuturnya.
Lebih lanjut, Zully pun menekankan apapun pilihan politiknya, seluruh rakyat Indonesia harus sepakat dengan satu hal yakni mengedepankan kebersamaan dalam bingkai kebangsaan.
"Apapun pilihan politiknya intinya satu bahwa kita adalah sama-sama bangsa Indonesia," ujar Zully.
Sementara itu, Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Bernard Abdul Jabbar menjelaskan jika dalam Islam politik juga diajarkan. Namun sayangnya, saat ini harus diakui jika politik hanya mencari dan merebut kekuasaan.
"Politik Islam adalah mencapai kemaslahatan umat dari dunia sampai akhirat. bukan hanya sampai pada mencari kekuasaan saja," kata Bernard.
Bernard mengatakan perbedaan pendapat dan pemahaman dalam pemilu jangan dianggap sebagai perpecahan. Untuk itu, Bernard berharap agar tahun politik 2018 dan 2019 jangan diisi dengan upaya untuk saling menjatuhkan.
"Jangan merasa paling dekat dengan Habib Rizieq karena umat Islam itu mudah sekali mengklaim," demikian Bernard. (san/rmol)
Sosiolog sekaligus aktivis Muhammadiyah, Zully Qodir mengatakan bahwa politik identitas sudah tuntas
Redaktur & Reporter : Adil
- Mendes Yandri Ajak Kader Muhammadiyah Bersinergi Memajukan Seluruh Desa di Indonesia
- Kenaikan HJE Rokok Tidak Mendukung Upaya Prokesehatan
- Menteri Bahlil Sebut Muhammadiyah Bakal Kelola Tambang Milik Andaro Energy
- Dukung Makan Bergizi Gratis, YLPKGI-Muhammadiyah Teken MoU Program ASIK
- HNW: Melanjutkan Tradisi Kontribusi Muhammadiyah Untuk Indonesia
- Ingatkan Pentingnya Jaga Perdamaian, Prabowo: Harus Bersyukur Negara Kita Tidak Dibom