Aktivis Pemberdayaan Masyarakat Luncurkan Novel
Judulnya "Serenade Dua Cinta"
Kamis, 29 Januari 2009 – 16:01 WIB
Ade Nastiti yang dihubungi JPNN, Kamis (29/01) mengakui bahwa setting cerita tentang aktivis perempuan yang berjuang sebagai fasilitator masyarakat merupakan konsep yang baru dan segar.
“Serenade Dua Cinta adalah cerita khas manusia Dunia Ketiga yang hidup di persimpangan. Semacam occident-orient di mana nilai-nilai, tradisi dan keyakinan lokal-ketimuran harus berhadapan dengan nilai-nilai dan ide-ide global,” terang Ade Nastiti berpromosi.
Ditambahkan, kelebihan novel ini disajikan dalam dialog-dialog tentang isu-isu developmentalism, environmentalism, gender, kemanusiaan, filsafat, teologi sampai masalah praktis seperti korupsi dan poligami. “Semuanya dibalut dalam konteks kerumitan lokal khas Indonesia semacam kesukuan, adat istiadat, kekeluargaan, serta relijiusitas,” kata wanita yang sehari-hari beraktivitas sebagai Program Planning and Liaison Manager di Partnership for Governance Reform ini.
Sementara itu, Sekjen Asosiasi Pelaku Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (APPMI), Grace M Palayukan menyebutkan bahwa novel Serenade Dua Cinta merupakan gambaran perjuangan para aktivis pemberdayaan masyarakat di daerah yang sangat menantang. Sehingga diharapkan menjadi inspirasi bagi para fasilitator di seluruh Indonesia.
JAKARTA- Industri sastra Indonesia tampaknya semakin menggairahkan. Faktanya, dalam beberapa tahun terakhir ini muncul berbagai novel fenomenal yang
BERITA TERKAIT
- Dinilai Jadi Perpustakaan Budaya, 2 Media Ini Raih Penghargaan di Ajang AKI 2024
- Luncurkan Buku Green Democracy, Sultan: Semangat Mewujudkan Keseimbangan dan Persatuan Nasional
- BPKH Jadikan Ijtima Ulama Referensi Tata Kelola Dana Haji
- Ratusan Tenaga Kerja Lokal Ikut Menyukseskan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024
- Menjelang Pelantikan Anggota DPR RI, Gayatri Lega Aini: Utamakan Kepentingan Rakyat
- Jokowi Beri Penghargaan untuk Pengabdian KRI Nanggala-402 yang Tenggelam 2021 Lalu