Aktivitas Seksual Pelajar Memprihatinkan

Untuk Terjerumus, Tinggal Tunggu Kesempatan

Aktivitas Seksual Pelajar Memprihatinkan
Aktivitas Seksual Pelajar Memprihatinkan

jpnn.com - INI peringatan keras bagi para orang tua. Mereka harus benar-benar menyikapi secara serius gaya berpacaran anak-anak remajanya. Berdasar hasil penelitian, 44 persen pelajar SMA telah melakukan aktivitas seksual.

Aktivitas seksual seharusnya dilakukan pasangan yang telah resmi menikah. Namun, aktivitas tersebut kini justru menjadi hal yang tidak tabu lagi di kalangan remaja saat berpacaran. Bahkan, ada yang menjadikan kegiatan seksual sebagai gaya hidup baru dalam berpacaran.

Berdasar penelitian yang dilakukan Hotline Pendidikan Jatim, 31 persen pelajar SMP dan 44 persen pelajar SMA di Surabaya ternyata pernah melakukan aktivitas seksual saat berpacaran. Mulai berpegangan tangan, berciuman, petting, hingga berhubungan intim.

Penelitian pertama dilakukan pada 2011 dengan sasaran pelajar SMP di Surabaya. Di antara 700 pelajar SMP yang disurvei, hasilnya cukup mengejutkan. Sebanyak 31 persen menjurus pada kegiatan seksual saat berpacaran. Bahkan, 14 persen di antara mereka melakukan hubungan intim selama berpacaran. Perilaku yang sangat memprihatinkan itu terjadi pada pelajar di Surabaya.

Hasil penelitian tersebut diperkuat penelitian berikutnya pada 2012. Pada penelitian kedua, Hotline Pendidikan berfokus pada pelajar SMA di Surabaya. Sebanyak 600 pelajar SMA kelas XI dijadikan responden. Hasilnya, 44 persen gaya berpacaran pelajar SMA menggambarkan aktivitas pergaulan bebas remaja. Sebanyak 16 persennya sudah melakukan hubungan layaknya suami istri.

Ketua Hotline Pendidikan Jawa Timur Isa Ansori menyatakan, gaya hidup baru para pelajar dalam berpacaran itu tidak serta-merta muncul begitu saja. Menurut dia, ada sebab akibat terkait perubahan perilaku remaja tersebut. Salah satunya pembiasaan anak-anak memperoleh informasi tentang perilaku gaya hidup secara bebas. Yaitu, melalui internet, televisi, radio, majalah, atau media handphone. Hal itu mengakibatkan perubahan perilaku remaja. "Informasi gaya hidup bebas yang kerap dilihat, dibaca, dan didengar lambat laun akan biasa. Sehingga, remaja kini jadi minim budaya malu," ujarnya.

Saat ini, lanjut Isa, anak semakin mudah memperoleh informasi tentang gaya hidup modern yang mengarah pada gaya hidup ala Barat. Karena itu, jika budaya pembiaran perilaku tersebut (kebebasan mengakses informasi) terus berlanjut, secara otomatis budaya ketimuran juga akan luntur.

Apalagi dalam hasil penelitian, 40 persen lebih responden telah menghalalkan hubungan seksual. Artinya, siswa yang berpendapat demikian tinggal menunggu momentum yang tepat untuk melakukan perilaku seksual.

INI peringatan keras bagi para orang tua. Mereka harus benar-benar menyikapi secara serius gaya berpacaran anak-anak remajanya. Berdasar hasil penelitian,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News