Aktuaria, Prodi Kekinian Favorit Calon Mahasiswa Baru
jpnn.com, JAKARTA - Program studi (prodi) baru, aktuaria diprediksi akan jadi favorit calon mahasiswa hasil seleksi 2020. Menurut Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Mohammad Nasih, tahun ini tren prodi favorit yang menjadi pilihan calon mahasiswa belum bergeser dari tahun-tahun sebelumnya. Namun dalam 2-3 tahun terakhir ini ada prodi yang tergolong baru, dengan peminat tinggi, yaitu Aktuaria.
“Aktuaria itu sudah jadi prodi favorit. Jumlah pendaftarnya tinggi. Sebenarnya Aktuaria itu gabungan antara akuntansi dengan matematika. Sifatnya itu bicara data, banyak statistik, kemudian memprediksi. Aktuaria banyak digunakan untuk asesmen asurasi, dan sebagainya,” ujar Mohammad Nasih di Jakarta, Rabu (22/1).
Aktuaria adalah ilmu tentang pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang. Ilmu aktuaria merupakan kombinasi antara ilmu tentang peluang, matematika, statistika, keuangan, dan pemrograman komputer.
Beberapa perguruan tinggi yang sudah membuka program studi Aktuaria antara lain Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Padjadjaran (Unpad). Dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang diselenggarakan LTMPT , prodi Aktuaria masuk ke dalam kelompok ujian Sains dan Teknologi (Saintek).
Sementara untuk prodi yang sudah lama dikenal masyarakat dan masih menjadi favorit, trennya belum bergeser. Di Kelompok Saintek, misalnya, Nasih menuturkan, prodi Kedokteran dan Teknologi Informasi masih menjadi favorit. Selain itu bidang teknik juga masih diminati banyak calon mahasiswa, seperti Teknik Industri, Teknik Sipil, dan Teknik Elektro.
Nasih menambahkan, prodi favorit di Kelompok Sosial dan Humaniora (Soshum) relatif belum bergeser dari ilmu ekonomi, seperti Manajemen dan Akuntansi. Kemudian di bidang sosial dan ilmu politik, prodi favorit yaitu Hubungan Internasional, Komunikasi, Hukum, dan Psikologi.
Menurut Nasih, pada dasarnya semua program studi bagus. Namun setiap individu atau lulusannya harus punya nilai tambah agar memiliki keunggulan dibanding yang lain. Dia mencontohkan salah satu bidang strategis yang dimaksud yaitu Sastra Nusantara.
“Kalau diikuti soft skills-nya , ditambah belajar bahasa Inggris sendiri, kemudian bisa menari dan sebagainya, akan memiliki nilai tambah. Saya punya adik-adik binaan yang mengambil Sastra Nusantara. Begitu lulus, dia kerja di luar negeri, di kantor-kantor kedutaan, karena dia bisa memiliki nilai lebih, ada nilai budaya,” katanya.
Menurut Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Mohammad Nasih, tahun ini tren prodi favorit yang menjadi pilihan calon mahasiswa belum bergeser
- Dilantik jadi Rektor Universitas Sahid, Ini Target Profesor Giyatmi
- Tantangan Pendidikan Tinggi di Era AI, Universitas Pancasila Siapkan Lulusan Unggul
- Kemendikbudristek Luncurkan 2 Buku Panduan Terbaru, Penting untuk Pendidikan Tinggi
- Rektor UMB Sampaikan Pesan Penting Bagi Para Pejuang Sarjana
- HEPCON Indonesia 2024: Platform Strategis untuk Kolaborasi Pendidikan Tinggi dan Industri
- Masa Pengenalan Kampus Dimulai, Rektor UP Ungkit Raihan Akreditasi Unggul