Akui Kalah Materi Pemain

Akui Kalah Materi Pemain
Suporter bonek saat menyaksikan laga Persebaya 1927. Foto; Dok.JPPhoto
SURABAYA - Pertandingan sepak bola bak pertunjukan sirkus. Terlepas dari merek yang melabeli, sirkus dengan pertunjukan terbaik akan banyak ditonton. Sebaliknya, penonton akan malas datang jika performa tontonan kurang menghibur. Hal itulah yang dipahami pengurus Persebaya Divisi Utama menanggapi jomplangnya jumlah penonton yang menghadiri laga dua versi Persebaya.

Jika Persebaya berlaga di Divisi Utama, jumlah penonton terasa sulit menembus hingga kisaran 10 ribu. Tapi ketika Persebaya 1927 mengawali kiprahnya di Liga Primer Indonesia dengan menjamu Bandung FC (10/1), sebanyak 20 ribu tiket yang dicetak ludes terbeli penonton.

Terkait hal tersebut, sekretaris Persebaya Divisi Utama Wastomi Suheri menyatakan bahwa hal tersebut tak lepas dari materi pemain di lapangan. "Suporter di sini (Surabaya) tidak pernah membedakan mana yang Divisi Utama dan mana yang LPI," kata Wastomi.

Yang menjadi masalah di timnya, lanjut Wastomi, materi pemain tim besutan Suwandi HS tersebut dibentuk dadakan. Karenanya, tak berlebihan jika banyak penonton yang kurang puas dengan performa mereka selama ini.      

SURABAYA - Pertandingan sepak bola bak pertunjukan sirkus. Terlepas dari merek yang melabeli, sirkus dengan pertunjukan terbaik akan banyak ditonton.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News