Akui Yerusalem Milik Israel, Australia Diprotes Netanyahu

Jika sebelumnya Morrison mengaku hendak memindahkan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia dari Kota Tel Aviv ke Yerusalem, Sabtu lalu dia sama sekali tidak menyinggung hal tersebut.
Dia hanya menegaskan bahwa Australia akan membangun kantor perwakilan dagang dan kantor pertahanan di Yerusalem. "Kami akan dengan senang hati memindahkan kedubes jika waktunya sudah memungkinkan," ujar Morrison.
Media Australia menganggap Morrison berusaha mengambil hati komunitas Yahudi dan Kristen di Negeri Kanguru tersebut. Juga AS yang lebih dulu memindahkan kedubesnya ke Yerusalem.
Sementara itu, Israel justru mereaksi negatif maklumat Morrison tersebut. PM Benjamin Netanyahu tidak lantas girang mendengar dukungan Australia terhadapnya. Dia malah menyebut penerus Malcolm Turnbull itu salah kaprah.
"Dalam kamus kami, tidak ada barat atau timur jika berbicara soal Jerusalem. Kami harap Australia bisa segera memperbaiki kesalahan ini," ujar Tzachi Hanegbi, menteri kerja sama regional Israel.
Dari Malaysia, PM Mahathir Mohammad langsung angkat suara. Dia menegaskan bahwa seluruh wilayah Jerusalem adalah hak Palestina. "Tidak ada negara yang punya hak untuk membagi-bagi wilayah Jerusalem," tegasnya.
Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengecam Morrison. Demikian juga Kepala Negosiator Palestina Saeb Erakat. "Kebijakan ini lahir dari politik domestik Australia yang picik. Sama sekali tak ada hubungannya dengan solusi dua negara," kecamnya seperti dilansir The Guardian. (bil/c17/hep)
Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison memantik amarah masyarakat internasional setelah menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel
Redaktur & Reporter : Adil
- Mbak Puan Sentil Israel soal Serangan di Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Soal Evakuasi 1.000 Warga Palestina, TB Hasanuddin: Harus Dipertimbangkan Matang