Akuisisi TelkomVision oleh CT Corp Harus Dibatalkan
Tak Ada Urgensi, Hanya Undang Kecurigaan
Senin, 17 Juni 2013 – 02:40 WIB
Dradjad juga membuat perbandingan ketika Viva Media mengumumkan akan menginvestasikan USD 120 juta dalam 3 tahun untuk mulai membangun layanan TV berbayar VivaSky. Perusahaan TV berbayar yang baru mulai dibangun saja, katanya, diperkirakan membutuhkan USD 120 juta meski belum memiliki infratsuktur dan basis pelanggan.
Sementara TelkomVision selama ini menggunakan infrastruktur milik Telkom. Di bawah Telkom, Telkomvision tak hanya unggul dari sisi infrastruktur tapi juga dari segi brand. "Jadi bagaimana mungkin TelkomVision dengan semua infrastruktur, basis pelanggan dan brand yang dimiliki ternyata dinilai tidak jauh berbeda dari VivaSky?" ulasnya.
Alasan ketiga, bisa jadi Telkom akan kehilangan capital gain jika ternyata CT Corp melepas saham TelkomVision melalui mekanisme initial public offering (IPO) pada akhir tahun ini atau awal 2014 mendatang.
Dradjad juga menilai posisi Chairul Tanjung sebagai Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang sangat dekat dengan Presiden SBY, bahkan lebih dekat dibandingkan sebagian besar menteri, bisa memunculkan beragam spekulasi. "Sebaiknya dia (Chairul Tanjung, red) menahan diri tidak menyentuh BUMN sama sekali. Direksi BUMN tentu keder melihat kedekatannya dengan Presiden.