Akumindo: e-Commerce Era Baru Mekanisme Perdagangan, Bukan Penyebab Banjir Impor

Akumindo: e-Commerce Era Baru Mekanisme Perdagangan, Bukan Penyebab Banjir Impor
UMKM e-commerce. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Artinya, pasar produk dengan harga di bawah USD100 saat ini menjadi pasar barang lokal kita.

"Berarti yang USD100 ke atas saja yang menjadi pasar bersama. Ingat, bukan pasar impor namun pasar bersama, baik barang impor maupun barang lokal," tutur Edy.

Sebagai dua raksasa di bidang digital, Edy mengatakan, kolaborasi antara TikTok Shop dan Tokopedia justru memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM lokal untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri karena menawarkan akses ke pasar yang lebih besar.

Itu sebabnya, pengusaha UMKM harus serius untuk memperebutkan pasar produk dengan harga di atas USD100.

"Pasar sudah terbuka, regulasi sudah dibuat. Masalahnya, kita siap atau enggak? Makanya, tidak ada lagi alasan untuk bersantai-santai. Saatnya bersaing dengan sehat sebagai masyarakat global," tegasnya.

Sebelum platform e-commerce booming, sudah banyak produk impor yang membajiri pasar Indonesia, salah satunya produk tekstil.

Bahkan, produk tekstil asal China sudah banyak beredar sejak awal 2000-an.

Oleh karenanya, kata Edy, saat ini kita sudah berada di era baru mekanisme perdagangan dan Indonesia tidak boleh menjadi masyarakat terpencil yang tidak menerima produk dari luar. Sebab dampaknya justru akan membuat Indonesia tersisih dari perdagangan internasional sehingga produk dalam negeri tidak diterima di luar negeri.

Yang penting, pengawasan harus ditegakkan. Jangan sampai ada produk impor masuk secara ilegal. Mentalitas untuk menggunakan produk dalam negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News