Al Diplomat

Oleh: Dahlan Iskan

Al Diplomat
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Kompleks Kedutaan Besar Indonesia ini termasuk kawasan yang lebih belakangan dipercantik. Di depan kedutaan, trotoarnya sedang dibongkar. Akan dilebarkan. Dipercantik. Sudah mulai pula banyak gedung tinggi di sekitar ini.

Bagian belakang tanah kedutaan ini lebih tinggi. Seperti di lereng bukit. Kantor kedutaannya sendiri berada di bangunan paling depan. Dubes Al berkantor di situ. Namun, dia merombak salah satu ruangan besarnya untuk Museum KAA Bandung. Semua bendera negara peserta dijajar. Bisa jadi foto spot menarik bagi kunjungan pelajar di sana. Foto-foto para kepala negara –termasuk raja diraja mereka yang terkenal kala itu dipasang di sana: Haile Selassie.

Di belakang kantor kedutaan terlihat taman bertingkat. Rindang. Lalu ada satu gedung lagi. Juga memanjang ke samping. Posisinya lebih tinggi. Di sinilah duta besar tinggal. Bersama istri. Hanya di bagian ujung kanannya. Di ujung lainnya dia jadikan ruang serba guna. Bentuknya bulat melingkar. Persis ruang serba guna di gedung PT Kawan Lama Group di Meruya. Bulatnya maupun ukurannya.

Di Kawan Lama interiornya mewah sekali. Di kedubes ini minimalis sederhana. Di ruang inilah Al, Sabtu lalu, mengundang banyak tokoh dan generasi muda Ethiopia. Makan siang. Masakan Indonesia. Semur daging, ayam goreng, sayur asam, sambal balado...

Acaranya: perpisahan.

Al memang akan kembali ke Indonesia. Akhir Februari ini. Sudah enam tahun Al di sini. Langka. Biasanya duta besar diganti dalam dua-tiga tahun.

Wartawan Kompas Suryopratomo termasuk sangat lama juga jadi duta besar di Singapura. Apalagi Djauhari Oratmangun, dubes kita di Beijing.

Di belakang gedung kedua itulah kamar saya: Wisma Indonesia. Posisinya di atas tanah lebih tinggi lagi.

Al Busyra Basnur memang akan kembali ke Indonesia. Akhir Februari ini. Sudah enam tahun Al di sini. Langka. Biasanya duta besar diganti dalam dua-tiga tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News