Alamak! Efek Krisis Corona, Jutaan Gadis di Dunia Terancam Menikah Dini

Selain itu, selama pandemi, anak-anak perempuan juga akan kesulitan mengakses layanan kesehatan reproduksi yang dapat meningkatkan kehamilan dalam usia remaja sehingga dipaksa untuk menikah.
Organisasi yang konsen dalam bidang ini seperti Girls Not Brides, menyatakan pihaknya begitu khawatir mengetahui prediksi akan melonjaknya jumlah pernikahan anak.
“Praktik ini yang kami dengar dari India, Afrika, dan Amerika Latin. Beberapa orang mengatakan pandemi ini akan menyia-nyiakan pekerja yang sudah kami lakukan bertahun-tahun lamanya untuk mengurangi pernikahan anak,” kata CEO Girls Not Bride, Faith Mwangi-Powell.
“Sekolah sebenarnya melindungi anak-anak gadis. Tapi, ketika sekolah ditutup, maka risiko pernikahan dini semakin tinggi. Bahkan, setelah pandemi, banyak gadis yang sepertinya tidak lagi akan sekolah. Tapi, kami berusaha untuk mereka tetap sekolah,” kata Mwangi-Powell. (Reuters/mg8/jpnn)
Diprediksi, jutaan gadis di dunia memiliki potensi melakukan pernikahan dini dalam dua tahun ke depan, imbas pandemi virus corona baru (Covid-19).
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha
- Menteri Agama Minta BP4 Atasi Krisis Perceraian Usia Muda
- Irak Ubah UU demi Legalkan Pernikahan Dini, Gadis 9 Tahun Boleh Dinikahi
- Kemenag Ajak Mahasiswa Jadi Agen Cegah Perkawinan Anak di Kalangan Generasi Muda
- Partisipasi Festival Islam Kepulauan di Belanda, Kemenag Ulas Peran Penghulu di Era Modern
- Menko Muhadjir Minta Kades Mencegah Pernikahan Dini
- Begini Cara Srikandi Ganjar Menekan Angka Pernikahan Dini di Kabupaten Cianjur