ALAMAK! Makan Sahur ala Kadarnya, Gelap Gulita Pula

ALAMAK! Makan Sahur ala Kadarnya, Gelap Gulita Pula
Warga korban gelombang pasang pesisir pantai Ampenan, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berada di tenda pengungsian dengan segala keterbatasan. FOTO: Lombok Post/JPNN.com

Para ibu rumah tangga ini juga bersyukur anak-anak mereka kini libur sekolah sehingga tidak terlalu pusing memikirkan belanja mereka di sekolah.

Puluhan kepala keluarga kini mengungsi di tenda yang disiapkan Tagana. Satu tenda berukuran cukup besar sedangkan dua lainnya berukuran sedang. Di tenda yang berukuran sedang, diisi oleh empat kepala keluarga. Di sana mereka bersama menjalankan semua aktivitasnya. Mulai dari memasak, tidur hingga makan bersama.

Sementara para lelaki yang menjadi kepala keluarga berjaga-jaga di luar. Tidak ada barang berharga milik warga yang ada di dalam tenda. Hanya beberapa perabotan rumah tangga seperti piring, wajan, gelas dan kompor gas menjadi barang berharga milik warga. Sehingga, tak ada hiburan yang bisa mereka nikmati sambil mengisi kekosongan.

Sudah sekitar setengah bulan warga menjalani hari tanpa aktivitas. Mereka hanya duduk berdiam diri meratapi nasib tempat tinggal mereka diporak-porandakan gelombang hampir setiap malam.

“Kalau dulu biasa hanya empat hari, ini sudah dua minggu lebih gelombangnya masih besar,” aku Mukni.

Kini, warga pun harus dipusingkan dengan urusan berbuka puasa. Pasalnya, untuk menu berbuka, mereka masih belum tahu bisa memasak lauk seperti apa. Yang terpenting bagi mereka, keluarganya bisa menghilangkan haus dan dahaga setelah seharian menjalankan ibadah puasa.

“Ya mau gimana lagi. Apa yang bisa di makan itu kita makan sama-sama,” jelas para ibu rumah tangga yang tinggal di pengungsian ini kompak.

Sementara anak-anak mereka nampak asyik bermain sambil tertawa seolah tak peduli dengan nasib malang yang menimpa mereka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News