Alamak! Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Hanya 4,67 Persen
"Kelompok pengeluaran dari ekspor yang negatif itu akibat dari turunnya ekspor barang migas dan nonmigas, terutama impor barang modal. Sedangkan pertumbuhan dari sisi impor yang negatif hingga -6,85 persen itu juga karena penurunan nonmigas dan migas,"katanya.
Suryamin menuturkan, jika menyangkut kontribusi pertumbuhan ekonomi menurut pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang pertama dengan share 54,67 persen. Kemudian, share kedua berasal dari PMTB, dengan kontribusi sebesar32,38 persen. "Lalu share ekspor 21,63 persen, konsumsi pemerintah 8,87 persen, konsumsi LNPRT 1,11 persen, dan impor sebagai pengurang ya, sharenya -21,67 persen," jelasnya.
Mantan Sekretaris Utama BPS itu mengakui, telah terjadi perlambatan dari kuartal ke kuartal, sejak 2011. Meski begitu, Suryamin membantah jika pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015 ini merupakan bentuk resesi ekonomi. Dia menekankan bahwa masih banyak negara yang pertumbuhan ekonominya di bawah tiga persen.
"Jadi resesi itu kalau minimal dua kuartal berturut-turut growth-nya negatif. Jadi kalau masih 4,67 persen ya bukan resesi. Jepang saja hanya 1 sekian persen. Jadi dibandingkan negara lain, ya masih lebih lah ya,"imbuhnya.
Terkait pertumbuhan ekonomi di semester II, Deputi bidang Neraca dan Analisis Statistik Suhariyanto menuturkan, hal tersebut bisa didorong dari belanja modal pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Namun, dia mengakui, cukup berat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di semester II hingga melebihi kisaran lima persen.
"Berat ya, karena belanja modal belum ada 10 persen, padahal jumlahnya besar kalau kita lihat dari sisi PMTB. Kalau konsumsi rumah tangga, karena Juli ada lebaran jadi bisa lebih tinggi dari sekarang. Tapi kalau semester II harus 5,7 berat. Kecuali ada miracle,"katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengungkapkan bahwa perlambatan ekonomi masih berlanjut di triwulan kedua tahun ini, namun BI tetap memperkirakan bahwa aka nada perbaikan di triwulan ketiga dan keempat tahun ini.
"Pertumbuhan ekonomi yang melemah sejalan dengan berbagai indikator yang dipantau dalam beberapa bulan terakhir dan perkiraan "BI. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua tahun ini yang masih melambat terutama didorong oleh melemahnya pertumbuhan investasi, konsumsi pemerintah, dan konsumsi rumah tangga," ujarnya di Jakarta, Rabu (5/8).
JAKARTA - Perlambatan ekonomi Indonesia masih terus berlangsung. Hal tersebut tercermin dalam pertumbuhan ekonomi triwulan II 2015 yang kembali berada
- Kanwil Bea Cukai Jakarta Berikan Izin Fasilitas PLB kepada PT Sanyo Trading Indonesia
- Pertama di Indonesia, Kilang Pertamina Internasional Siap Produksi SAF Tersertifikasi
- Kawasan Gading Serpong Punya Akses Baru Menuju BSD City
- Harga Emas Antam Hari Ini 10 Januari Melonjak, Jadi Sebegini Per Gram
- Ini Kriteria Pelaku UMKM yang Utangnya Bisa Dihapus Pemerintah
- Tangerang Raya Area Strategis Investasi, LPKR Perluas Portofolio Produk Baru