Alami Pendarahan Anus, Pencari Suaka di Darwin Merasa Diabaikan Kesehatannya

Permintaan seorang pencari suaka di pusat penahanan imigrasi Darwin untuk menjalani kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) diabaikan, meskipun menderita pendarahan anus.
Mohammed Nemati telah memesan prosedur itu ketika ia berada di tahanan Maribyrnong, negara bagain Victoria, pada bulan Juli, namun ia dipindahkan ke Pusat Penahanan Wickham Point, satu hari sebelum pemeriksaan itu dilaksanakan.
Pasangan Mohammed, penduduk Australia- Maree Johnson, mengatakan, sejak saat itu, ia diminta untuk menunggu tanpa batas waktu.
Pencari suaka asal Iran, Mohammed Nemati, difoto sebelum menjalani tahanan pada bulan Juni. (Foto: Maree Johnson)
Maree mengatakan, perawat di tahanan tak menanggap kondisinya serius dan perempuan ini khawatir akan kesehatan Mohammed dan dirinya sendiri.
"Pengobatan dan perawatan yang mereka beri kepada orang-orang ini adalah Panadol dan Nurofen. Saya sebenarnya menelepon dan sempat berbicara kepada seorang perawat yang agak kasar. Ia mengatakan kepada saya, 'Yah dia hanya harus menunggu',” ceritanya.
Ia lantas menyambung, "Saya yakin, dokter manapun akan mengatakan bahwa penting untuk menjalani pemeriksaan dan melihat apa yang terjadi. Dalam kasus Mohammed, ia baru saja ditinggalkan."
Mohammed, yang berasal dari Iran, bertemu Maree di sebuah klub malam, lebih dari dua tahun yang lalu.
Permintaan seorang pencari suaka di pusat penahanan imigrasi Darwin untuk menjalani kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) diabaikan, meskipun menderita
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia