Alang-alang Kecil Merajut Mimpi

“Kita berangkat saja, Pak”
Sungai Skanto telah berubah coklat. Airnya mengalir deras. Aku hanya mengamati punggung orang-orang yang berusaha melintasi sungai ini. Tampak juga motor dipikul menggunakan bambu karena tiba-tiba mati di muara sungai. Di atas sungai ada jembatan besar tetapi rapuh. Kini, masih dalam kondisi diperbaiki. Tak tahulah kapan selesai. Menyeberang sungai ini butuh semangat dan kepercayaan. Adakah yang menjualnya untukku?
“Jika balik atau memutar, kita akan terlambat sampai di sekolah, Bu Ayu”
Perjalanan semacam ini tidak ada dalam surat kontrakku. Tanpa alas aku bersama Pak Hery menyebrangi sungai. Kami hanya tertawa kecil dan segera mempercepat langkah. Pak Hery khwatir jika anak-anak terlalu lama menunggu kedatangan kami, mereka akan pulang lagi.
Beginilah tugas kami. Bagaimana membuat mereka percaya bahwa mereka bisa melakukan perubahan positif dalam hidup mereka. Salah satu yang bisa membantu mereka menemukan “hidup” yang sesungguhnya adalah lewat pendidikan. Masih ada hari-hari berikutnya yang akan kami lalui di tanah pedalaman Papua.
Semoga kehadiran kami disini dapat membantu alang-alang kecil ini merajut mimpi.(JPNN)
“Tuhan meletakkanmu di tempat sekarang, bukan karena kebetulan. Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu