Alasan Karen Ngajar di Harvard Dinilai Akal-akalan

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Komisaris Pertamina Umar Said menduga, alasan Karen Agustiawan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama Pertamina, untuk mengajar di Universitas Harvard hanyalah akal-akalan saja. Menurutnya, bukan perkara mudah bisa masuk di universitas ternama itu.
Menurutnya, untuk bisa mengajar di Universitas sekelas Harvard butuh pendidikan yang tinggi. Pasalnya untuk menjadi mahasiswa di universitas nomor satu di Amerika Serikat itu, harus melewati ujian yang sangat berat.
"Ya itu bohong-bohongan doang. Emang gampang mau ngajar di Harvard, masuk kuliah di sana susahnya saja bukan main loh," cetus Umar usai menghadiri sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (9/9).
Alasan tersebut, menurutnya, digunakan wanita berusia 55 tahun itu, supaya lepas dari tekanan politik yang ia terima selama menjabat sebagai bos di Pertamina. Kendati begitu, ia menghormati keputusan yang telah diambil Karen. "Ya karena tekanan politik saja," serunya.
Sebelum keluar dari Pertamina, kata Umar, Karen harus mempertanggung jawabkan urusan Pertamina ke badan hukum. Dalam hal ini Karen harus melaporkan semua urusan mafia migas kepada KPK. "Memang benar nggak bisa begitu aja, dilihat dulu tanggung jawabnya gimana, urusannya sama KPK gimana," tandas Umar. (chi/jpnn)
JAKARTA - Mantan Komisaris Pertamina Umar Said menduga, alasan Karen Agustiawan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama Pertamina, untuk mengajar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pengamat Sebut Peluncuran Danantara jadi Tonggak Baru Ekonomi Indonesia
- Pembentukan Danantara untuk Menguatkan Kemandirian Energi Nasional
- Ananta Agung Junaedy: BPI Danantara Menjawab Tantangan Ekonomi Global
- Tokopedia-ShopTokopedia Hadirkan Lagi Ramadan Ekstra Seru, Simak Tren Belanja Jelang Puasa
- Midea Meresmikan Direct Service Center di Bekasi
- Sambut Danantara, Puskepi Yakin Aset Negara Bakal Dikelola secara Optimal