Alasan Perdagangan Bayi dan Anak di Indonesia Sulit Diberantas

"Saya [bisa] merasakan juga gimana sih penantian 10 tahun enggak punya anak."
Tapi di acara tersebut ia mengaku tidak bisa memaafkan suaminya.
“Kalau dari suami saya enggak bisa karena memang saya sakit banget sebagai seorang ibu"
"Kenapa sih harus anak ... makanya saya sampai melangkah sampai sejauh ini, saya pingin suami saya dihukum karena memang saya enggak terima.”
Dewi mengatakan kalau dia tidak lapor ke polisi, maka ia tidak akan pernah tahu ke mana bayinya saat itu.
Kondisi yang menyebabkan penjualan bayi
Tidak ada data resmi soal berapa jumlah bayi dan anak yang dijual di Indonesia.
Tapi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan mereka menerima 64 aduan terkait dengan eksploitasi dan perdagangan anak pada tahun 2023, naik dari 33 pengaduan di tahun 2022.
Tapi KPAI mengatakan tidak bisa dikatakan tren-nya meningkat, karena jumlah pengaduan berfluktuasi setiap tahunnya. Namun yang pasti, KPAI mengkhawatirkan karena perdagangan bayi dan anak masih terjadi.
Para pakar dan pengamat mengatakan pendidikan soal kesehatan reproduksi dan pemahaman cara adopsi anak secara legal menjadi hal yang perlu ditingkatkan
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor
- Pemerintah Australia Umumkan Anggaran Baru, Ada Kaitannya dengan Migrasi