Alasan Premium Belum Bisa Dihapuskan

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Tim Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Agung Wicaksono mengatakan, penghapusan RON 88 tidak bisa dilakukan cepat meski ada dorongan pemerintah.
Alasannya, anak usaha Pertamina yakni Pertamina Trading Limited (Petral) yang sudah dilumpuhkan perannya ternyata sudah mengadakan tender impor BBM.
Tidak tanggung-tanggung, sebelum peran Petral dialihkan ke Integrated Supllay Chain (ISC), Petral menjalin impor BBM RON 88 dalam tenor waktu enam bulan.
Mau tidak mau, pemerintah harus menghormati kontrak yang ada. "Rekomendasi kami belum bisa diwujudkan, karena ulah Petral yang ngadain impor BBM," jelasnya.
ISC memang sudah melakukan tender, tetapi tidak untuk masa-masa yang sudah diisi oleh tender Petral. Soal kilang, dia mengakui butuh waktu supaya bisa digunakan untuk produksi RON 92. Tapi, tidak bisa dilakukan sekaligus karena ada dampak yang harus ditanggung.
"Dampaknya ke Pertamina dan masyarakat bagaimana. Pertamina juga akan bangun kilang yang bisa menghasilkan RON 92," imbuhnya. (dim)
JAKARTA - Anggota Tim Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Agung Wicaksono mengatakan, penghapusan RON 88 tidak bisa dilakukan cepat meski
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Haier dan Electronic City Indonesia Menjalin Kemitraan Strategis
- Presiden Prabowo Dinilai Sukses Membangun Kemandirian Pangan
- GEAPP Dorong Percepatan Penerapan Energi Bersih di RI, Perlu Kerja Sama Multipihak
- Ini Upaya Bea Cukai Perkuat Kolaborasi dengan Perusahaan Berstatus AEO di 2 Daerah Ini
- Elite Skin Aesthetic Clinic Kini Hadir di PIK
- Bank Mandiri Tebar KUR UMKM Rp 12,8 Triliun per Maret 2025