Alasan Tak Punya Biaya Pakan, Jual 31 Sapi Bantuan
Pria berkulit putih tersebut menjelaskan, pihaknya terpaksa menjual seluruh sapi lantaran kehabisan biaya untuk membeli pakan ternak. Biaya pemeliharaan sapi-sapi itu tidak murah, sedangkan pupuk kompos yang diproduksi belum berjalan lancar. ''Setidaknya, kami butuh Rp 400 ribu per hari untuk membiayai pemeliharaan sapi, sedangkan kami belum ada pemasukan dari hasil penjualan pupuk kompos,'' ungkapnya.
Saat ini kompos yang dihasilkan memang tidak diperjual belikan tetapi hanya dimanfaatkan petani desa setempat. Akibatnya, dirinya harus memutar otak untuk mencari jalan keluar guna menutupi pembengkakan biaya pakan. Yakni, pihaknya menjual sapi ternak senilai Rp 7,5 juta per ekor. Selanjutnya, dirinya membeli sapi seharga Rp 6 juta per ekor untuk diternak kembali. "Nah, laba Rp 1,5 juta itulah yang nantinya kami gunakan untuk membeli pakan," jelasnya.
Langkah tersebut sudah dilakukan tiga kali dalam rentang dua tahun. Namun, setelah 31 ekor sapi yang dijual dua bulan lalu, kini pihaknya mengaku belum membeli sapi ternak tanpa alasan yang jelas. "Kan, sisa kotoran sapi masih belum habis. Jadi, meski sapi belum datang, kami masih bisa mengolah kotoran untuk dijadikan pupuk," kata Budiono. (ful/and/jpnn)
TULUNGAGUNG - Kasus bantuan sapi dari pemerintah pusat yang dijual kelompok tani kembali terjadi. Sebelumnya, penjualan bantuan tersebut dilakukan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kasus SPPD Fiktif, Polda Riau Sita Rumah Diduga Milik Bang Uun
- Digikomfest 2024 Dorong Keterbukaan Informasi Publik Perangkat Daerah
- Kapolres Banyuasin Membagikan Makanan Bergizi Gratis untuk Siswa SDN 13 Air Kumbang
- Camat Diminta Lebih Peka Atasi Isu Wilayah dan Penyusunan Anggaran
- Tanah Longsor di Padang Lawas, 4 Orang Meninggal Dunia
- Irjen Andi Rian Kerahkan 1.471 Personel Kawal Pemungutan Suara Pilkada 2024 di Sumsel