Alat Medis RI Laris di Afrika Selatan
Target Ekspor Naik Menjadi USD 1,3 Miliar
jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis nilai ekspor ke Afrika Selatan (Afsel) bakal meningkat. Pada tahun ini, target ekspor ke Afsel diharapkan tumbuh 2,5-3,5 persen menjadi USD 1,3 miliar. Target tersebut, salah satunya, ditopang ekspor produk peralatan medis yang laris saat pameran Africa Health 2014 di Johannesburg, akhir Mei lalu.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Nus Nuzulia Ishak mengatakan, produk peralatan medis menjadi salah satu produk yang penting untuk terus dikembangkan. Pada 2013, ekspor produk peralatan medis Indonesia mencapai USD 264 juta.
Sedangkan pada periode Januari-Februari 2014 telah mencapai USD 48 juta. "Ekspor peralatan medis ditarget tumbuh 32-33 persen tahun ini," ujar Nus dalam keterangan tertulisnya kemarin (6/6).
Sektor peralatan medis berperan penting dalam proses diagnosis, pencegahan, pemantauan, dan pengobatan penyakit serta dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang. Meski demikian, ekspor peralatan medis harus dibedakan dari produk obat-obatan.
"Negara tujuan utama ekspor produk peralatan medis adalah Singapura, Jerman, Jepang, Amerika Serikat, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT)," terangnya.
Dalam rangka memperluas pasar ekspor, pada 29-31 Mei lalu sebanyak 12 perusahaan peralatan medis dan farmasi Indonesia berpartisipasi dalam Africa Health 2014 di Johannesburg.
"Mereka sukses memperoleh transaksi kontak dagang senilai USD 641 ribu serta potensi order ke depan senilai USD 1,6 juta. Jumlah transaksi tersebut kemungkinan besar masih akan bertambah," kata Nus.
Sebab, kata Nus, masih ada beberapa order potensial yang masih dalam tahap negosiasi antara pengusaha Indonesia dengan pembeli Afrika Selatan dan negara sekitarnya seperti Botswana, Mozambik, Namibia, Uganda, Ghana bahkan dari India dan Jerman.
"Ini akan meningkatkan peran ekspor peralatan medis Indonesia untuk mencapai target ekspor ke Afrika Selatan pada 2014 yang ditargetkan mengalami pertumbuhan 2,5-3,5 persen atau sekitar USD 1,3 miliar," lanjutnya.
Perwakilan dari Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) Titah Sihdjati menilai keberhasilan Indonesia di ajang itu sebagai hasil kerja sama yang baik antara pemerintah dengan pengusaha. Dia mengungkapkan selama pameran itu, banyak pembeli dari Afrika Selatan yang tertarik dengan produk buatan Indonesia."Kegiatan seperti ini efektif untuk mempromosikan produk peralatan medis Indonesia ke mancanegara," tukasnya.
Dia mengambil contoh, PT Dharma Medipro yang memperoleh kontrak dari 3B Scientific Healthcare Jerman berupa 1.000 unit produk tas untuk simulasi medis (zipper bag for simulation) senilai USD 13 ribu.
Selain itu, produk kursi roda dari ASK Healthcare diminati buyer dari Mauritius, PHBusiness Ltd, yang memerlukan 2.250 unit kursi roda."Kementerian Kesehatan Botswana juga mengajak ASK ikut tender pengadaan 17.000 unit kursi roda untuk rumah sakit pemerintah," ungkapnya.
Selain itu, CE Mobility, produsen kursi roda yang memasok 90 persen kebutuhan rumah sakit di Afsel meminta suplai beberapa komponen kursi roda dari ASK Healthcare, seperti wheel lock(rem) dan foot step.
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis nilai ekspor ke Afrika Selatan (Afsel) bakal meningkat. Pada tahun ini, target ekspor ke
- Bangun Ekosistem Digital UMKM di Indonesia, Hibank & Mitra Strategis Jalin MoU
- Prabowo Bakal Berkantor dan Kerja di IKN pada 2028
- Startup Perupadata Ingin Terus Tingkatkan Literasi Informasi Masyarakat
- Mide Pro Shop Hadir di Serpong, Tawarkan Layanan Terpadu
- Sebegini Nilai Investasi Terbaru di IKN, Bikin Kaget
- Bangkitkan Industri Susu Lokal, Menko Pangan Resmikan Kandang Sapi Perah Rakyat