Alat Tes Buatan UGM Diakui Bisa Deteksi Virus Corona dalam Dua Menit
"Ini akan mempercepat proses deteksi dan mengurangi kemungkinan penularan virus."
Teknologi serupa yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan Singapura, Breathonix, yang berharap mendapatkan persetujuan di tahun 2021, dengan uji klinis yang melibatkan 180 orang menunjukkan tingkat akurasi 90 persen.
Di Australia sebuah perusahaan yang berbasis di Melbourne, GreyScan, bekerjasama dengan University of Tasmania, juga mengembangkan sebuah alat yang selama ini digunakan untuk mendeteksi bahan peledak untuk melacak COVID-19 dalam sampel pernapasan.
Photo: Alat GeNose C-19 ini menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisa sampel pernapasan. (Supplied)
Alat tes ini akan berguna bagi Indonesia
Professor Catherine Bennett Kepala Bidang Epidemiologi di Deakin University di Melbourne, Australia, mengatakan bukti yang ada menunjukkan alat seperti GeNose C-19 ini memang bisa digunakan.
"Dasar sains-nya memang ada," katanya.
"Kita bisa melacak tanda-tanda dari infeksi yang disebabkan oleh virus."
Profesor Benner menggambarkan alat tes ini seperti kerja 'anjing pelacak' yang bisa mengetahui sesuatu dari bau.
Indonesia termasuk di antara beberapa negara di dunia yang sudah mengembangkan alat tes mendeteksi COVID-19 lewat pernapasan dengan hasil tes yang dikatakan bisa diketahui dalam waktu dua menit
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan