Alat Tes Buatan UGM Diakui Bisa Deteksi Virus Corona dalam Dua Menit
Dengan jumlah korban meninggal 22 ribu orang lebih dan angka penularan baru setiap hari masih di angka delapan ribuan menjadikan Indonesia memiliki angka tertinggi di Asia Tenggara.
Alat deteksi pernapasan ini muncul di saat polisi di Surabaya minggu lalu menahan tiga orang yang dituduh memalsukan hasil tes yang digunakan untuk melakukan perjalanan di Pelabuhan Tanjung Perak.
Pembuat surat palsu itu mengatakan kepada polisi bahwa mereka mengenakan bayaran Rp 100 ribu untuk surat keterangan negatif, padahal tidak dilakukan tes sama sekali.
Salah seorang yang ditahan bekerja di sebuah klinik kesehatan, sementara seorang lagi bekerja di biro perjalanan.
Juga dilaporkan adanya kasus serupa yang terjadi di Jakarta dan Kalimantan.
Photo: Angka penularan harian menunjukkan situasi pandemi COVID-19 di Indonesia terus memburuk selama beberapa bulan terakhir. (AP: Achmad Ibrahim)
Dengan masih tingginya kasus penularan COVID, Taiwan sudah melarang masuknya pekerja migran asal Indonesia, karena ada beberapa kasus yang muncul di Taiwan belakangan berasal dari pekerja asal Indonesia.
Juga ada kecurigaan bahwa beberapa orang membawa surat keterangan palsu yang menunjukkan mereka negatif dan kemudian menyebarkan virus di Taiwan.
Indonesia termasuk di antara beberapa negara di dunia yang sudah mengembangkan alat tes mendeteksi COVID-19 lewat pernapasan dengan hasil tes yang dikatakan bisa diketahui dalam waktu dua menit
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan