Alat Tes Buatan UGM Diakui Bisa Deteksi Virus Corona dalam Dua Menit

Dengan jumlah korban meninggal 22 ribu orang lebih dan angka penularan baru setiap hari masih di angka delapan ribuan menjadikan Indonesia memiliki angka tertinggi di Asia Tenggara.
Alat deteksi pernapasan ini muncul di saat polisi di Surabaya minggu lalu menahan tiga orang yang dituduh memalsukan hasil tes yang digunakan untuk melakukan perjalanan di Pelabuhan Tanjung Perak.
Pembuat surat palsu itu mengatakan kepada polisi bahwa mereka mengenakan bayaran Rp 100 ribu untuk surat keterangan negatif, padahal tidak dilakukan tes sama sekali.
Salah seorang yang ditahan bekerja di sebuah klinik kesehatan, sementara seorang lagi bekerja di biro perjalanan.
Juga dilaporkan adanya kasus serupa yang terjadi di Jakarta dan Kalimantan.

Dengan masih tingginya kasus penularan COVID, Taiwan sudah melarang masuknya pekerja migran asal Indonesia, karena ada beberapa kasus yang muncul di Taiwan belakangan berasal dari pekerja asal Indonesia.
Juga ada kecurigaan bahwa beberapa orang membawa surat keterangan palsu yang menunjukkan mereka negatif dan kemudian menyebarkan virus di Taiwan.
Indonesia termasuk di antara beberapa negara di dunia yang sudah mengembangkan alat tes mendeteksi COVID-19 lewat pernapasan dengan hasil tes yang dikatakan bisa diketahui dalam waktu dua menit
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Jokowi: Ini Sudah Jadi Fitnah di Mana-Mana
- Soal Ijazah Jokowi Diduga Palsu, UGM Siap Buka-Bukaan
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Digeruduk Sekelompok Massa, UGM Beberkan Bukti & Mengakui Jokowi sebagai Alumnusnya