Alexander Marwata Anggap Belum Ada Presiden yang Berani Deklarasi Zero Tolerance Korupsi
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menilai belum ada presiden di Indonesia yang bersikap tegas melawan korupsi atau zero tolerance. Padahal keseriusan ini dibutuhkan dan berhasil diterapkan sejumlah negara seperti Singapura serta Hongkong.
“Belum ada pimpinan negara yang berani men-declare zero tolerance terhadap korupsi. Dengan kekuasaan memerintahkan seluruh aparat untuk memerangi korupsi, kita belum pernah punya pimpinan seperti itu,” kata Alexander dalam sebuah acara di kawasan Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/9).
Alexander menyebut sekarang pejabat justru tak lagi takut melakukan praktik lancung.
"Korupsi di indonesia itu risikonya rendah. Berbeda dengan investasi yang high risk, korupsi itu risiko rendah kemungkinan mendapat keuntungan yang besar tinggi,” ujarnya.
Tidak tegasnya sikap pemerintah inilah yang membuat indeks persepsi korupsi (IPK) terus menurun, kata Alexander. Padahal, Indonesia harusnya belajar dari negara lain seperti Singapura ataupun Hong Kong.
Dua negara itu, sambung dia, bisa terbebas dari korupsi karena menerapkan prinsip zero tolerance.
“Kami agak kesulitan bagaimana kami bisa membuat korupsi itu risikonya tinggi. Itu yang dilakukan Singapura dan Hong Kong,” tegasnya.
Di negara tersebut, aparat ASN di sana yang memungut minta sesuatu atau menerapkan pungli enggak ada yang menindak, rendah.
Alexander menyebut sekarang pejabat justru tak lagi takut melakukan praktik lancung.
- Dalami Uang Suap kepada Paman Birin, KPK Periksa 4 Pihak Ini
- Komisi III Pilih Komjen Pol Jadi Ketua KPK, Pernah Menjabat Kapolda Sulut
- Komisi III DPR Pilih 5 Pimpinan KPK 2024-2029, Setyo Budiyanto Jadi Ketua
- KPK Incar Aset Anwar Sadad yang Dibeli Pakai Duit Kasus Korupsi Dana Hibah
- Siang Ini, DPR Pilih Lima Capim dan Cadewas KPK Pakai Mekanisme Voting
- KPK Sebut Sahbirin Noor Bakal Merugikan Diri Sendiri jika Mangkir Lagi