Alfamart IPO Tahun Ini
Sektor Ritel Masih Dihantui Inflasi
Selasa, 22 Juli 2008 – 10:27 WIB

Alfamart IPO Tahun Ini
JAKARTA – Pemilik jaringan gerai minimarket Alfamart, PT Sumber Jaya Alfaria, memutuskan akan masuk ke lantai bursa. Perseroan menargetkan maksimal akhir tahun ini, proses penawaran umum saham perdana (initial public offering, IPO) bakal terlaksana. Corporate Communications Manager Alfamart Didit Setiadi menyatakan, perseroan sudah menunjuk penjamin pelaksana emisi. Namun, proses selanjutnya masih akan dikaji lebih mendalam. ”Kalau underwriter memang sudah ditunjuk. Tapi, itu kan masih butuh proses, masih relatif cukup lama,” ujar Didit di Jakarta. Proses melantai ke bursa itu, sambung dia, sebagai bagian dari ekspansi perseroan. ”Hingga akhir tahun, kami akan terus menambah gerai minimarket,” ujarnya. Per 2007, jumlah gerai minimarket Alfamart mencapai 2.266 gerai di seluruh Indonesia. ”Hingga Juni 2008, jumlah gerainya sudah naik menjadi 2.505 gerai,” terangnya. Secara terpisah, analis saham Meredian Capital Hendra Bujang menyatakan, masuknya Alfamart ke lantai bursa masih akan diapresiasi investor, meski sektor ritel sejatinya masih dibayangi oleh kenaikan inflasi yang berada di luar ekspektasi. ”Alfamart punya fundamental yang cukup baik. Namun, ancaman inflasi bisa sedikit melemahkan jika tidak diantisipasi,” ujarnya.
Didit menegaskan, Alfamart menginginkan agar proses menjadi perusahaan go public ini bisa terlaksana secepatnya. ”Kami ingin terlaksana semester dua ini,” ujarnya. Namun, dia masih belum bisa menjelaskan secara detail tentang rencana tersebut, baik terkait berapa persen saham yang dilepas dan berapa target perolehan dana IPO. Saat ini, saham perseroan dimiliki PT Sigmantara Alfindo (60 persen) dan PT Cakrawala Mulia Prima.
Baca Juga:
Meski optimistis, Didit mengakui jika sektor ritel masih dihantui inflasi. Dengan menurunnya daya beli masyarakat, tingkat konsumsi mereka juga turun. Akibat, pembelian mereka ke gerai-gerai ritel juga menyusut. ”Misalnya, dulu masyarakat selalu belanja beras 5 liter, sekarang mencari yang 2,5 liter. Dampaknya, revenue kami bisa menurun,” terangnya.
Selain itu, inflasi akibat kenaikan harga BBM juga membengkakkan biaya operasional perseroan. ”Biaya distribusi naik hampir 50 persen. Juga biaya listrik,” katanya. Karena dapat mengurangi keuntungan, perseroan menerapkan sejumlah antisipasi. ”Misalnya, distribusi barang berangkat lebih pagi agar tidak terkena macet.”
Baca Juga:
Dia melihat inflasi bisa memperlambat pertumbuhan ritel, namun bukan berarti pertumbuhan sektor ini akan melambat. Hendra melihat, selama ini pertumbuhan sektor ritel sangat pesat di Jawa. Padahal, masyarakat di Jawa-lah yang paling kena dampak inflasi karena mayoritas bergerak di sektor industri pengolahan yang sedang lesu. Apalagi, persaingan antarperitel di Jawa sangat ketat.
JAKARTA – Pemilik jaringan gerai minimarket Alfamart, PT Sumber Jaya Alfaria, memutuskan akan masuk ke lantai bursa. Perseroan menargetkan
BERITA TERKAIT
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian
- Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 19 April 2025: Tetap Stabil di Rp 1,965 Juta Per Gram