Alfred Riedl, Dalang Kebangkitan Timnas Indonesia
Disiplin Tinggi, Pelit Senyum, dan Antikritik Pemain
Senin, 13 Desember 2010 – 07:27 WIB
Kedisiplinan pelatih yang fasih berbahasa Arab ini terlihat jelas ketika memimpin tim berlatih. Setiap sesi latihan, Riedl berangkat terpisah dengan pemain. Dia menggunakan mobil sendiri bersama seorang sopir. Sedangkan pemain menggunakan bus.
Sejauh ini, belum sekalipun Riedl telat datang ke lapangan saat jam latihan. Hampir bisa dipastikan dia selalu tiba lebih dulu dibanding pemain. Begitu datang, kebiasaannya adalah berkeliling lapangan mengecek kondisi lapangan untuk memastikan lapangan siap digunakan. Meski berdisiplin tinggi, pelatih yang pernah menjadi pencetak gol terbanyak di Bundesliga Austria pada musim 1972 itu sangat hangat dengan para pemainnya.
Di saat ada pemain bisa menjalankan intruksinya dengan bagus ketika latihan, Riedl langsung memberi pujian. Dua jempolnya pun diangkat. Riedl juga sosok pelatih yang anti memuji atau mengkritik pemain ketika bertanding. "Saya tidak akan pernah memuji atau mengkritik pemain setelah menjalani pertandingan. Apapun hasil sebuah pertandingan, itu adalah kerja tim. Bukan orang per orang," kata Riedl.
Saat ini, menghadapi pertandingan, pelatih yang saat memimpin latihan selalu setia dengan celana kolor di bawah lutut itu juga terkenal sangat serius. Percaya atau tidak, dalam tiga kali jumpa pers usai timnas Indonesia menjalani babak penyisihan grup A dan tampil mengesankan, tak sekalipun Riedl tersenyum meski puluhan media menyambutnya dengan tepuk tangan meriah.
Timnas Indonesia mencatat hasil fenomenal di babak penyisihan Piala AFF 2010. Untuk kali pertama sepanjang sejarah, timnas Merah Putih berhasil menyapu
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408