Ali Fauzi, Adik Amrozi yang Enggan Disebut Insaf Jadi Teroris
Cukup Tiga Jam Ajarkan Orang Awam Bikin Bom
Sabtu, 27 April 2013 – 11:50 WIB
Ali berkisah, tepat 1998, ia ditunjuk oleh JI Jawa Timur menjadi instruktur materi field engineering (metode pengeboman). Selama di sana, dia sudah melatih 250-an orang Indonesia belajar merakit bom.
Tak sekadar merakit bom, setiap anggota JI didoktrin jihad. Namun, jihad yang diajarkan itu dinilainya tak sesuai syariah Islam. Lebih pada jihad dengan cara radikal. Tak sedikit pula anggota JI yang kecewa dan memilih keluar dari jamaah itu.
Adik kandung Ali Imron, terpidana mati Bom Bali ini mengaku, selama bergabung di JI, ia mengajari banyak pengikut aliran itu belajar merakit bom. Hanya waktu tiga jam untuk mengajari seorang awam alias sama sekali tak mengerti merakit bom. Namun, ukuran bom itu hanya seberat 5 kilogram dengan daya ledak hingga 800 meter. Membuat bom menurut dia, sangat mudah. Apalagi bahannya tak susah diperoleh.
Walau dulu dia termasuk salah seorang sindikat terorisme, namun selama bergabung dengan JI dan dia mengamati pergerakan kelompok itu dinilainya telah melampaui batas. Cara yang dilakukan JI, tak sepaham dengan Fauzi.
Tak banyak teroris yang “insaf” dan ikhlas meninggalkan aktivitasnya. Namun bagi Ali Fauzi yang memilih meninggalkan dunia terorisme,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408