Ali Fauzi, Adik Bungsu Amrozi-Mukhlas, Paling Repot saat Eksekusi
Sekarang Tanggung Empat Janda dan Sepuluh Anak Yatim
Senin, 10 November 2008 – 08:51 WIB
Klimaks tekanan fisik dan psikologis Ali terjadi pada akhir pekan lalu. Diawali pada Jumat (7/11), jadwal (awal) eksekusi tiga terpidana mati Bom Bali I (Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra) memang malam itu. Meski masih mempersoalkan eksekusi dan tidak pernah mendapat pemberitahuan resmi, pihak keluarga sendiri telah bersiap-siap. Khususnya memandikan dan mengafani dua jenazah saat tiba di desa.
Dalam wasiat terakhir, kata Ali, Mukhlas-Amrozi tidak mau jenazahnya dirawat dan dikafani oleh pemerintah. "(Amrozi dan Mukhlas) minta keluarga harus memandikan dan mengafani ulang," katanya.
Di luar rumah keluarga di Tenggulun lebih dari 1.000 simpatisan dari sejumlah ormas Islam berkumpul. Tujuannya, menghormat kakak beradik Mukhlas-Amrozi yang mereka anggap sebagai "pahlawan" tersebut. Aparat khawatir prosesi memandikan dan mengkafani bakal memancing radikalisasi massa.
Dengan kondisi seperti itu, perwira kepolisian di jajaran Polda Jatim pun melobi keluarga. Mulai dengan cara halus sampai dengan yang agak keras. Misalnya, kalau keluarga tetap nekat melakukan pemandian dan pengafanan lagi, polisi kabarnya siap mengambil alih kedua jenazah dan memakamkannya.
TIDAK mudah menjadi seorang Ali Fauzi, adik bungsu lain ibu Amrozi-Mukhlas yang tinggal di Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur. Selain menjadi juru bicara
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408