Ali Imron: Saya Ketika Itu Setara Letda

Bahkan jika nantinya Indonesia semakmur negara-negara Eropa sekalipun, pemikiran tersebut akan tetap bersemayam. Karena intinya, pelaku terorisme hanya menginginkan negara Islam.
"Jadi bukan kemakmuran dan ketidakadilan semu yang kami inginkan. Ini pemikirannya. Artinya sampai kiamat itu pemikiran tetap ada," tutur Ali di hadapan peserta seminar.
Karena hadir dari sebuah ideologi, maka menurut Ali, tak tertutup kemungkinan pelaku terorisme juga seseorang yang selama ini dikenal cukup baik di tengah masyarakat.
Contohnya pelaku bom bunuh diri saat salat Jumat di Mapolres Kota Cirebon 2011 lalu.
"Itu tetangganya (pelaku,red) sampai marah-marah (pada aparat yang menangkap,red). Karena mereka merasa pelaku orang yang sopan dan rajin beribadah," pungkasnya.
Ali dengan tegas mengatakan, apa yang disampaikan tidak mewakili siapapun. Selain itu juga tidak ada hubungannya dengan politik apapun.
Seutuhnya hadir dari keinginan membantu agar Indonesia terbebas dari aksi-aksi terorisme. Di antaranya, memberi masukan agar revisi Undang-Undang Nomor 15/2003 tentang Pemberantasan Tindak Terorisme ke depan dapat lebih baik.
Dalam pemaparannya, Ali secara blak-blakan juga mengisahkan latar belakang pendidikan terorisme yang dimiliki.
SEBAGIAN masyarakat Indonesia mungkin saja tidak lagi mengingat peristiwa bom Bali II yang terjadi 1 Oktober 2005 lalu. Namun bagi Ali Imron, salah
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu