Ali Mahakam, 12 Tahun Bertahan dalam Kondisi Koma

Sang Penjaga Malah Pergi Terlebih Dahulu

Ali Mahakam, 12 Tahun Bertahan dalam Kondisi Koma
Ali Mahakam ditunggui Merry, salah seorang perawatnya di sebuah rumah sakit di Surabaya, Senin (9/4). Foto : Fedrik Tarigan/Jawa Pos

Meski seluruh otot tubuh sudah tak bisa digerakkan, tidak demikian halnya dengan otot yang ada di wajah Ali. Itu pula yang menjadi sarana komunikasi antara Ali dan orang lain. Yakni, lewat mimik wajah atau erangan dari mulut Ali. "Bapak bisa saja tiba-tiba menangis kalau sedih. Mengerang sebagai tanda marah atau ada yang kurang sreg," ucap Merry. 

Berdasar pengalaman Merry, kondisi Ali sekarang memang luar biasa. Terbujur tidur selama 12 tahun di ranjang, otot-otot tubuh mantan pengurus PSSI Jatim itu tak mengeras atau kaku. Hal tersebut tak lepas dari terapi gerak rutin yang dilakoni Ali setiap hari. Dalam sehari, empat kali Merry membantu Ali menggerak-gerakkan anggota badan. Yakni, pada pukul 06.30, 07.30, 10.30, dan 19.30.

Selain itu, Ali dimandikan tiga kali sehari. "Kebersihan badan bapak tetap terjaga dan tak kelihatan sakit. Kami rutin melumuri bapak dengan hand body (lotion). Kadang wajah bapak kami facial agar tetap ganteng," kata perempuan berdarah Manado-Ambon tersebut.

Sebelum koma dan berhenti beraktivitas, Ali adalah penggiat sepak bola di Surabaya dan Jatim. Ayahanda Lindra Juniwati Mahakam dan Mega itu mengelola klub anggota PSSI Surabaya Putra Gelora bersama H Mislan. Sukses menembus papan atas kompetisi PSSI Surabaya, Ali dipercaya pemilik klub Mitra Surabaya kala itu, Dahlan Iskan, untuk menjadi manajer.

Perjuangan Ali Mahakam untuk bertahan hidup sungguh luar biasa. Dua belas tahun terbaring di ranjang dan akrab dengan rumah sakit tak membuatnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News