Ali Mahakam, 12 Tahun Bertahan dalam Kondisi Koma
Sang Penjaga Malah Pergi Terlebih Dahulu
Rabu, 11 April 2012 – 00:11 WIB

Ali Mahakam ditunggui Merry, salah seorang perawatnya di sebuah rumah sakit di Surabaya, Senin (9/4). Foto : Fedrik Tarigan/Jawa Pos
Mustaqim juga terkenang saat dirinya bergabung dengan tim sepak bola PON Jatim 1989. Ketika itu Ali menjadi asisten manajer dan menjanjikan bonus besar seandainya meraih medali emas. "Sayang, kami hanya mendapat perak," ucapnya.
Kenangan manis tentang Ali juga dirasakan Supangat, pembawa acara di Gelora 10 Nopember, Surabaya. "Saya terakhir menjenguk Pak Ali setahun lalu di rumahnya. Meski tak bisa berbicara, melihat saya, beliau matanya berbinar. Ketika diajak ngobrol soal masa lalu di sepak bola, air matanya menetes," ujar Pangat, sapaan akrab Supangat.
Ibnu Grahan, mantan anak asuh Ali di Putra Gelora, menyebut Ali adalah sosok yang kebapakan dan sangat sayang kepada anak buah. "Kalau ada yang kesusahan ekonomi, pasti langsung dibantu. Kami kadang sampai sungkan karena tak bisa membalas budi baiknya," tutur pria yang kini menjadi asisten pelatih Persebaya itu. (*/c10/ca)
Perjuangan Ali Mahakam untuk bertahan hidup sungguh luar biasa. Dua belas tahun terbaring di ranjang dan akrab dengan rumah sakit tak membuatnya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu